Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengancam akan memecat seluruh pejabat di Perusahaan Air Minum PD PAM Jaya. Perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta tersebut dianggap berpihak terhadap kepentingan swasta dibandingkan melayani kebutuhan air masyarakat.
“Saya mau pecat semua orang PAM Jaya. Mereka main politik. Buat saya mereka itu bajingan,” kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Selasa (24/2/2015).
Ahok berencana akan mengambil alih seluruh manajemen PAM Jaya. Bahkan mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku dirinya merasa dendam dengan kelakukan PD PAM Jaya yang seakan tidak mau melibatkan dirinya dalam mengelola air bersih di DKI Jakarta.
“Orang saya tinggal di utara, PAM menyuruh saya hadir ke sana tetapi justru malah langsung ke Biro Hukum,” ucapnya.
Ahok curiga bila perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta tersebut bermain politik karena tidak ada sedikit pun omongan terhadap dirinya.
“Kurang ajar. Saya kasih materai ke PAM Jaya. Malam hari saya dikirim surat besok dipanggil untuk membuat surat perdamaian dikirim ke Bagian Hukum. Maksudnya apa? Emang kamu punya siapa,” ucap Ahok geram.
Pria yang pernah duduk di Komisi II DPR RI ini pun menolak melakukan pembicaraan dengan pihak PD PAM Jaya. Ia mensinyali perusahaan berplat merah tersebut justru ingin menjebaknya.
“Ini namanya jebakan Batman, kalau saya tidak datang nanti dibilang tidak mau damai. Saya siapin senjata saja. Kalau mau perang ayo,” ungkapnya.
Suami Veronica Tan ini menuding PAM Jaya melakukan praktik monopoli sehingga masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa bila terjadi gangguan dalam distribusi air bersih. Untuk itu, Ahok menganggap perbaikan di internal PAM Jaya menjadi kunci agar pengelolaan air bersih di Jakarta berjalan baik.
“Saya punya pengalaman disurati Palyja telat bayar air dua bulan. Padahal saya bayar autodebet dari bank. Kami tidak mau bayar, dicabut air bisa apa kita. Ada tetangga yang melawan Palyja dicabut airnya sampai terpaksa numpang dari tetangga,” ungkapnya.
(Tribunnews)