Belum ada titik terang dalam kebakaran yang melalap gedung pusat Islam di Houston, Texas, Amerika Serikat, Ahad (15/2). Juru bicara FBI mengatakan mereka masih dan terus memantau penyelidikan kebakaran di Quba Islamic Institute tersebut.
Penyidik dari Pemadam Kebakaran Houston mengatakan mereka masih berusaha menentukan penyebab munculnya api. Namun hingga saat ini belum ada hasilnya.
Kebakaran terjadi pada Jumat (13/2) sebelum subuh atau tiga hari setelah peristiwa penembakan pada tiga mahasiswa Muslim di Chapel Hill. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Meski satu dari tiga gedung dilalap api, Lembaga Islam itu masih beroperasi.
Insiden ini melecut kemarahan global dan mendesak pihak berwenang menginvestigasi kemungkinan adanya motif kebencian di dalamnya.
Putra imam di lembaga Islam tersebut, Ahsan Zahid mengatakan pejabat dari departemen pemadam kebakaran menemukan indikasi pembakaran sengaja. Meski demikian, dalam akun Facebook Quba Islamic Institute, ia mendesak masyarakat dan pendukung Muslim untuk menahan praduga hingga pemerintah menyelesaikan investigasi.
Zahid mengatakan ada insiden mencurigakan sebelum terjadinya kebakaran. Pada Kamis, seorang pria mengemudi melalui institut sambil berteriak keras. Ia menyerukan dialek Arab dan mengejek nama Allah berulang kali.
Seminggu sebelumnya, seorang pria yang menutupi wajahnya melarikan diri dari insitut hingga harus dikejar. Ia terlihat mencoret-coret properti institut dalam aksi vandalisme.
Pada ABC News, Zahid mengatakan ia melihat pria mencurigakan pada Rabu dan semalam sebelum kebakaran. Salah satu pengguna pusat komunitas, Hala Saadeh mengatakan ia curiga adanya kejahatan karena kebencian.
”Tapi kami tak ingin menyalahkan siapa pun, kita tunggu hingga penyelidikan berakhir,” kata dia.
Perwakilan dari departemen pemadam kebakaran Houston belum berkomentar lebih lanjut. Namun, seorang pejabat yang menolak disebut namanya mengatakan butuh beberapa hari untuk menyimpulkan investigasi.
Ia mengatakan penyidik tidak mengonfirmasi kebakaran karena disengaja. Sementara FBI menolak berasumsi. ”Kami tidak akan meloncat langsung pada kesimpulan apa pun,” kata Villafranca. (roi.co.id)