Pemerintah Kota General Santos (Gensan) di Filipina memberikan perlakuan istimewa kepada para nelayan asal Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) yang membawa tuna. Perlakua istimewa ini membuat para nelayan Bitung tergiur untuk mengirim tuna segar ke Gensan.
“Di sana banyak orang sedangkan lautnya kurang. Jadi mereka menghargai kita datang ke sana dikasih macam-macam mulai disambut bir hingga ditawari nikah pun bisa. Saya belum sempat,” ungkap nelayan asal Bitung Mistun Rois saat ditemui di Gedung Mina Bahari II, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu (18/02/2015).
Mistun mengungkapkan mobilitas nelayan Bitung di Gensan cukup banyak. Hal ini didukung dengan jarak yang begitu dekat antara Bitung ke Gensan hanya 500 Km.
“Dari Bitung ke Gensan hanya semalaman sampai, dari Pulau Sangihe ke Gensan hanya 5 jam,” imbuhnya.
Di sana tuna-tuna asal Bitung seperti Yellow Fin dijual cukup mahal dibandingkan harus dijual di Bitung. Setiap kg tuna Yellow Fin di Gensan dijual dengan harga Rp 45.000 sedangkan di Bitung hanya Rp 17.000.
“Setelah itu tuna-tuna kita sebagian diolah menjadi ikan kaleng dan sebagian diekspor kembali sebagai produk segar,” paparnya.
Rois mengaku pernah berkunjung langsung ke Gensan pada 2005, 2009 dan 2011 sebagai anak buah kapal (ABK). Setelah itu ia mulai banting setir, observer (petugas pemantau penangkapan dan pengangkutan ikan) di 2012, bahkan menjadi Kepala Observer Bitung.
“Kenangan yang saya dapat, kami sandar di Gensan dan kami direspons bagus oleh mereka karena mereka menilai kami memberikan makan dia,” tukasnya.
Seperti diketahui Gensan merupakan kota pelabuhan di Filipina mendapat pasokan secara ilegal 99,9% ikan tuna segar dari Bitung, Sulawesi Utara dengan cara transhipment dari ikan tuna asal Indonesia. Gensan juga disebut sebagai kota tuna di Filipina.
(detik.com)