Wali Kota Bogor, Bima Arya menyampaikan ke Presiden Joko Widodo soal rencananya mengatasi kemacetan di kota Bogor.
Salah satunya agar menteri-menteri maupun Presiden yang hendak rapat di Istana Bogor agar tidak terjebak macet.
Kepada wartawan usai menghadiri pertemuan Bupati dan Wali Kota seIndonesia dengan Presiden di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/2/2015), Arya mengatakan pihaknya akan melakukan pelebaran jalan di seputaran Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor. Selain itu ia juga sempat mengusulkan ke Presiden agar menteri-menteri naik KRL.
“Pertama tamu-tamu (Istana Bogor) bisa memilih moda transportasi seperti Kereta Api, dari (stasiun) Gambir sampai Bogor cuma empat puluh lima menit, (ke Istana Bogor) bisa naik shutle bus cuma tiga menit atau jalan kaki tujuh menit,” katanya.
Presiden pun kata kader Partai Amanat Nasional (PAN) itu bisa menerimanya dengan baik usulan tersebut. Namun belum memutuskan apakah kedepannya usulan soal KRL itu akan diinstruksikan ke menteri-menterinya.
“Saya sampaikan ke Presiden, dan direspon baik. Mungkin Presiden yang akan koordinasikan dengan kementerian terkait,” ujarnya.
Pemerintah Kota Bogor kata dia juga siap bila harus menampung para menteri selama menunggu jadwal bertamu ke Istana Bogor, hal itu mengantisipasi larangan penggunaan hotel oleh para menteri.
“Menunggu rapat dengan Presiden, saya (sudah) sampaikan kepada bagian umum Balai Kota untuk siapkan tempat-tempat transit bagi tamu-tamu Presiden,” tandasnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Andrinof Chaniago yang juga hadir di rapat hari itu menanggapi bahwa ia siap jika harus naik kereta. Namun menurut perhitungan yang ia lakukan, tetap lebih cepat bila menumpang mobil dinas untuk sampai ke Istana Bogor dari kediamannya di komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan.
“Kalau pergi dulu ke (stasiun) Gambir kan habis waktu dua puluh lima menit. Kalau kita langsung ke sini empat puluh menit sudah sampai,” tandasnya.
(Tribunnews.com)