Naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar sebesar Rp 500 yang berlaku sejak Sabtu (28/03/15) minggu lalu ini, tidak membuat harga sembilan bahan pokok naik di pasar wilayah Kabupaten Bogor. Hal itu diungkapkan oleh Staf Perdagangan Dalam Negeri pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor Asep Sihabudin setelah melakukan survei lapangan. “Kami sudah survei di Pasar Citeureup dan Cibinong. Dari hasil survei ke lapangan itu, tidak ada efek dari kenaikan BBM tersebut,” ujar Asep Sihabudin kepada heibogor.com, Selasa (31/03/15). Dari survei tersebut, harga beras bahkan turun yang semula Rp 10.600 per kg menjadi Rp 8.800 per kg , minyak goreng stabil di angka Rp 11 ribu per liter, gula pasir Rp 11 ribu per kg, telur ayam Rp 23 ribu per kg, daging ayam Rp 30 ribu per kg, daging sapi Rp 90 ribu per kg. Sedangkan, harga sayur mayur cenderung turun, yakni cabai merah keriting turun dari Rp 16 ribu menjadi Rp 15 ribu per kg, cabai rawit merah dari Rp 40 ribu ke 25 ribu per kilo. Lalu, wortel dari yang semula Rp 8 ribu menjadi Rp 5 ribu per kg, kol dari Rp 5 ribu menjadi Rp 4 ribu per kg, bawang merah Rp 28 ribu menjadi Rp 25 ribu, buncis dari harga Rp 8 ribu ke Rp 6 ribu, timun seula Rp 6 ribu menjadi Rp 3 ribu, dan kacang panjang semula Rp 10 ribu menjadi Rp 7 ribu per kg. “Harga yang fluktuatif lebih ke sayur mayur dengan penurunan Rp 1.000 hingga Rp 15 ribu per kilogramnya. Turunnya harga beras ini karena pasokan dari daerah penghasil beras dan sayur meningkat atau sudah masuk masa panen,” tuturnya. Ia menambahkan, pengaruh BBM tetap ada di ongkos pengiriman, jika BBM tidak naik mungkin harga beras dan sayur mayur bisa lebih rendah lagi.
(Heibogor)