Pihak Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah melakukan tes di dua daerah, yaitu daerah Babakan Ciparay dan Cicadas. Dalam pemeriksaan tersebut, daerah Babakan Ciparay menunjukkan hasil negatif sedangkan untuk daerah Cicadas masih menunggu hasil laboratorium.
“Di daerah Babakan Ciparay, terdapat 500 orang yang diperiksa. Dan semuanya negatif,” jelas dr. Susatyo Triwilopo.
Selanjutnya Susatyo menuturkan pemeriksaan di daerah Cicadas masih menunggu hasil laboratorium. Susatyo berharap tidak ada dari 400 orang sampel yang terjangkit penyakit kaki gajah ini. Pasalnya, jika 1% jumlah sampel positif terjangkit, maka seluruh penduduk kota Bandung harus meminum obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albendazole sekali setahun selama 5 tahun berturut-turut.
Kepala BIdang Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Bandung ini menyatakan tidak ada vaksin khusus untuk mencegah penyakit kaki gajah. Pihak dinkes melakukan screening berdasarkan laporan masyarakat yang selanjutnya dirujuk ke rumah sakit tertentu. Penderita positif yang ditemukan kebanyakan berasal dari daerah luar Bandung. Dalam pemeriksaan di daerah Cicadas penderita positif berasal dari Sumedang.
Bagi penderita positif yang ditangani sejak gejala awal, pengobatan dapat langsung membunuh microfilaria dalam beberapa hari. Namun untuk pembengkakan atau lipatan-lipatan yang besar hanya bisa diperbaiki dengan operasi bedah plastik.
Pencegahan penyakit ini juga terkait dengan lingkungan yang bersih dan sehat. Susatyo menyebutkan penularan penyakit ini dilakukan oleh nyamuk. Sehingga, masyarakat perlu mewaspadai tempat-tempat yang berpotensi tumbuhnya nyamuk.
“Daerah pemeriksaan terakhir memang padat dan itu salah satu yang memudahkan penularan,” tutup Susatyo.
(Tribunjabar)