Apa yang ‘happening’ di Bogor menjelang puasa Ramadhan di zaman sekarang dibandingkan zaman baheula? Jawabannya banyak, tapi yang paling menonjol adalah sifat konsumtif keluarga-keluarga sekarang yang pengeluarannya untuk soal makanan justru lebih besar di bulan puasa. Perbedaan lain yang kentara adalah sisi spiritualitasnya yang agak beda.
Jika sekarang diramaikan oleh iklan-iklan hotel menawarkan paket Ramadhan dan televisi swasta sudah ramai menjual program acara puasa (yang banyak diantaranya tidak ada kaitannya dengan nilai spiritualitas), kalau zaman dulu hal-hal seperti ini hampir tidak ada.
Zaman sekarang mal-mal dan supermarket yang kini bertebaran di Bogor akan diserbu oleh pengunjung 2-3 hari menjelang puasa. Para ibu akan menyerbu berbagai bahan makanan untuk persiapan sahur dan buka puasa. Biasanya ibu-ibu juga akan memborong makanan yang paling gampang dimasak pas sahur…mie instan!
Ya, produk yang satu ini menjadi rebutan para ibu-ibu yang keder kalau bangun sahurnya telat atau memang pengen yang praktis-praktis saja. Alhasil cobaan dah hitung dalam sebulan Anda makan mie instan kala sahur, pasti lebih dari hari non-Ramadhan.
Zaman dulu ibu-ibu tidak mengenal mal atau supermarket, terlebih Bogor. Adapun jumlahnya sedikit dan hanya dapat menjadi andalan orang Bogor kelas menengah yang saat itu belum banyak jumlahnya. Menjelang puasa zaman dulu kita lebih sering diingatkan untuk memperdalam ilmu agama, dan warga di sekitar rumah ramai-ramai mempercantik masjid.
Urunan membeli cat dan sapu, sikat, deterjen, lap dan lain-lain lalu gotong royong membersihkan masjid yang akan menjadi tempat ‘hang-out’ favorit warga dari pagi hingga waktu tarawih.
2-3 minggu menjelang puasa biasanya Pak RT sudah ‘door-to-door’ untuk mengundang seluruh warga khususnya bapak-bapak untuk terjun langsung melakukan ‘make-over’ masjid secantik-cantiknya. Ibu-ibu akan membuatkan makanan ringan dan minuman buat para pejuang masjid dikala mereka bekerja. Suasana saat itu sungguh penuh keceriaan dan semua seperti tidak sabar menyambut bulan suci Ramadhan.
Zaman sekarang, hal seperti ini sudah jarang terjadi. Bapak-bapaknya sibuk nyari duit dan ibu-ibunya sibuk menyiapkan Ramadhan ‘fashion show’ denganmencari jilbab yang paling ngetren untuk menghadiri acara pengajian ibu-ibu dan tausiah. Kadang lucunya mereka janjian pakai seragam agar kelihatan lebih trendy di bulan Ramadhan. Ya begitulah…
Seingat saya dari Empang sampai ke ujung Bogor bagian utara menjelang Ramadhan, di kampung-kampung masjid sudah ramai dihiasi dan dipermak. Orang tidak terlalu memikirkan belanja mie instan dan lainnya untuk masa perjuangan satu bulan itu, yang mereka pikirkan adalah bagaimana melalui bulan suci ini dengan khidmat.
Tentu saja nilai seperti itu juga masih banyak di zaman sekarang tapi tertutup oleh hal lain yang bukan menjadi substansinya. Zaman dulu kebanyakan orang Bogor juga adalah orang Bogor alias lebarannya ya disini. Sekarang orang Bogor banyak yang berjodoh dengan orang luar dan sudah banyak pula pendatang yang generasi kedua dan ketiganya lahir di Kota Bogor.
Walhasil kalau lebaran sudah pasti banyak yang akan mudik keluard aerah. Nah fenomena zaman sekarang juga ditandai dengan ‘hunting’ tiket mudik, tidak terkecuali orang Bogor. Orang Bogor sekarang menambah lagi list ‘to-do’-nyamenjelang puasa yang hampir tidak ada dimasa menjelang puasa zaman dulu, yaitu hunting tiket mudik! Pokoknya selamat menunaikan ibadah puasa, semoga afdol!
(Heibogor)