Apa mainan anak-anak Bogor yang telah hilang kini yang dulu selalu ada di tiap bulan puasa? Jawabannya ada beberapa, tapi ada satu mainan yang erat kaitannya dengan ketersediaan bahan bakunya yang kian menipis di zaman sekarang, bahan mainan itu terbuat dari bambu, biasanya jenis batang bambu gombong yang agak tebal.
Mainan terbuat dari batang bambu itu namanya ‘lodong’, atau ‘meriam’ mini yang menggelegar saat dinyalakan. Bambu dulu banyak ditemukan di Bogor, ia ada dimana-mana. Bahkan batangan bambu dulu tumbuh di sisi-sisi jalan yang kini sudah jadi perumahan dan warung.
Batangan bambu terutama yang tebal sudah jarang bisa ditemui di Bogor, dan lenyapnya batangan bambu tersebut seolah menjadi alasan menghilangnya salah satu permainan populer anak-anak Bogor zaman dulu yanng satu ini terutama di bulan puasa.
Anak-anak dulu biasa menyalakan meriam mini ini di lapangan yang cukup luas atau di pematang sawah yang sudah dipanen. Bambu yang diguakan biasanya yang agak besar dan sudah tua.
Bambu yang mudah ditemukan itu dipotong dengan kisaran satu hingga dua meter tergantung besaran bambunya dan tentunya sesuai selera masing-masing. Yang pasti panjang pendeknya ini mempengaruhi besarnya suara yang dihasilkan. Semakin panjang bambunya, semakin menggelegar juga suara yang dihasilkan.
Jangan heran kalau dulu suara menggelegar ini bersahutan di kampung-kampung di Bogor saat itu. Kadang dalam satu kali permainan ada sampai lima lodong yang dinyalakan. Entah siapa yang menciptakan permainan ini pertama kali, tapi lodong memang identik dengan permainan anak laki-laki di tanah Pasundan, terutama di Bogor.
Bambu biasanya dilubangi kurang lebih 10 cm dari arah pangkalnya dengan diameter sekitar ibu jari, ini nantinya dipakai untuk memasukkan karbit dan menyulut gasnya. Lalu, setiap ruas bambu yang berada di antara pangkal dan ujung bambu ini dilubangi menggunakan linggis. Jadi deh lodongnya, biar lebih seru, masing-masing tim mengecat batang bambunya biar lebih keren.
Kalau meriam sungguhan ditembakan untuk mengenai sasaran, tingkat kesuksesan lodong lebih dinilai dari suaranya. Siapa yang memiliki lodong dengan suara yang paling menggelegar, ia boleh berbangga dan dianggap sebagai pemenangnya.
Sayang permainan ini boleh dikatakan sudah hampir punah sekarang. Kalau dulu munculnya lodong berbarengan dengan maraknya petasan. Tapi sekarang petasan pun sudah diberangus. Kita mungkin bisa mengerti kalau petasan diharamkan, tapi kalau lodong kayaknya gak terlalu berbahaya.
Lodong sebetulnya masih dapat Anda jumpai di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Sukabumi, pesisir selatan sampai Cianjur dan di beberapa daearah di Parahyangan, tapi kalau di Bogor kelihatannya lodong sudah punah. Bahkan anak-anak sekarang akan geleng-geleng kepala kalau ditanya apakah mereka mengenal permainan yang satu ini atau tidak.
Satu hal yang pasti, kalau sudah memainkan meriam mini ini, wajah anak-anak yang memainkannya akan cemong dari efek ledakan minyak tanah yang dicampur dengan karbit.
Jleger..!!, how we’ve missed that game so much…
(HeiBogor)