Polda Papua akan meminta penjelasan Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) terkait surat edaran yang dianggap meresahkan. Ini dilakukan untuk mengkonfirmasi dugaan dikeluarkannya surat edaran berisi larangan adanya kegiatan lain karena adanya kegiatan GIDI.
“Nanti Kapolda Papua akan langsung mendengar penjelasan dari Presiden GIDI sebagai pelaksana KKR dan Muspida Tolikara untuk menentukan langkah selanjutnya,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Patridge Renwarin saat dikonfirmasi, Sabtu(18/7/2015).
Kombes Patridge menjelaskan GIDI mengeluarkan surat berisi imbauan yang meminta agar tidak ada kegiatan agama karena berlangsungnya kegiatan GIDI. “Dalam surat mereka meminta ke umat muslim Tolikara tidak boleh salat Id, karena pada saat yang bersamaan berlangsung hari kegiatan ulang tahun gereja mereka. Surat ini ditembuskan ke Polres, instasi gereja, pengurus masjid dan tokoh agama,” sambung dia.
Namun pada Jumat (17/7) polisi tidak mengakomodir permintaaan GIDI. Polisi/TNI tetap mengamankan jalannya ibadah salat Id hingga akhirnya terjadi penyerangan pada pukul 07.10 WIT kemarin.
“Salat Id dilaksanakan karena kami akomodir hak asasi manusia untuk beribadah. Karena itu TNI/Polri melakukan pengamanan,” tegas Kombes Patridge.
Polisi sudah memeriksa 5 orang saksi yang jadi korban penyerangan oleh sekitar 70 orang. Selain membubarkan jamaah yang sedang salat, penyerang juga membakar rumah dan kios milik warga setempat.
“Hari ini akan meminta keterangan dari ustad yang memimpin salat Id kemarin,” sebut Kombes Patridge.
Terkait penyerangan warga, Wapres Jusuf Kalla meminta warga Tolikara menunjukkan tindakan toleransi antar umat beragama.
“Mungkin butuh komunikasi lebih baik lagi untuk acara-acara seperti itu. Kepolisian dan pimpinan setempat bisa menyelesaikan masalah itu sesuai hukum,” ujar JK kepada wartawan, Jumat (17/7).
(detik.com)