“Kejahatan itu kalau sudah dihajar, turun (jumlah kejadian). Lengah dikit atau polisinya sibuk, naik lagi,” ucap Moechgiyarto di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Kamis (6/8/2015).
Jenderal bintang dua ini mewanti-wanti agar personelnya tidak gentar menghadapi segala macam aksi kejahatan jalanan yang meresahkan masyarakat. Sebab pelaku kriminal kerap memanfaatkan situasi lengahnya aparat keamanan.
“Maka itu, kita terus tekan angka kejahatan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, seluruh polres di wilayah hukum Polda Jabar sudah memiliki tim khusus guna menumpas penjahat jalanan. Tim itu juga bergerak menindak aksi premanisme.
Langkah tersebut bagian menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat. “Kita sudah membentuk timsus untuk memberantas (pelaku kejahatan jalanan). Semua jajaran polres sudah melaksanakannya, karena ini sebagai kebijakan prioritas Pa Kapolri. Jadi enggak bisa ditawar,” tuturnya.
Seperti diketahui Kota Bandung saat ini kembali diresahkan dengan aksi kejahatan jalanan yang terjadi dalam waktu berdekatan dan hingga mengakibatkan korban.
Yang pertama yaitu penjambretan yang terjadi di flyover Pasupati Bandung pada Jumat (31/7/2015) dimana Nita Yunita (24) dan ibunya Siti Maesitoh (55)mengalami luka-luka setelah dijambret sekitar pukul 05.10 WIB saat pulang dari pasar. Nita bahkan mengalami luka serius dimana 11 giginya tanggal.
Kemudian, kejadian percobaan penjambretan di Jalan Sunda pada Minggu (2/8/2015) dimana Farida Miawati (50) yang tengah dibonceng suaminya tiba-tiba dipepet motor lain yang kemudan mencoba menarik tasnya. Namun Farida tetap memegang kuat tas tersebut untuk mempertahankan miliknya supaya tidak sampai terambil hingga kemudian mereka terjatuh. Farida meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
(detik.com)
