“Walaupun ilmu berguna, budi luhur yang utama. Banyak ketidaksopanan terekam di sosial media, dulu yang maki-maki ke saya soal PPDB karena tidak keterima, ternyata anak SD. Pedah teu katarima, ambek-ambekan dengan bahasa binatang (Karena tidak diterima sekolah, marah-marah dengan bahasa binatang),” jelasnya pria yang akrab disapa Emil itu di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Selasa (28/5/2015).
Kasus lain yang ditemui Emil, yakni banyak anak-anak usia pelajar yang tidak hapal dasar negara Pancasila.
Kondisi tersebut yang kemudian membuat Emil dan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung merasa harus menyiapkan kebijakan kurikulum Pendidikan Karakter di sekolah-sekolah.
“Disdik sedang persiapan rapat kerja pembuatan kurikulum pendidikan karakter dengan basis agama, budaya dan lingkungan,” terangnya.
Untuk pendidikan karakter yang basisnya agama, pihaknya akan bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri (UIN) dan gereja. Sisi lingkungan akan bekerja sama dengan oleh organisasi pegiat alam bebas, Wanadri. Sementara sisi budaya akan bekerjasama dengan Unpad dan Unpas.
“Pendidikan karakter ini sangat penting. Karena berat kalau mengandalkan keilmuan saja,” tandasnya.
(detik.com)