Beberapa lokasi di Kabupaten Tangerang, khususnya di wilayah Gading Serpong, mengalami krisis air. Pasokan air bersih tiba-tiba saja terhenti menjelang sore hari.
“Kami bingung kenapa tiba-tiba airnya mati. Informasi dari perumahan sih bilang memang debit airnya kurang. Kami masih usaha mau cari sumber air,” kata salah satu warga, Agus (43), kepada Kompas.com, Senin (10/8/2015).
Rumah Agus di Sektor 6 Gading Serpong tidak mendapat air sejak pukul 16.00 WIB. Padahal, menurut Agus, tempat lain yang ada di sekitar rumahnya masih menerima aliran air.
Penghuni lainnya, Sheilla (20), kebingungan dengan kondisi ini. Mahasiswi salah satu universitas di wilayah Gading Serpong tersebut harus mencari tempat lain yang bisa ditumpangi agar besok pagi bisa mandi.
“Sampai kapan matinya kan enggak tahu. Kalau enggak mandi malam ini sih masih enggak apa-apa. Akan tetapi, kalau besok pagi mau aktivitas lagi dan belum mandi, kan repot juga,” tutur Sheilla.
Secara terpisah, Kepala Subbagian Informasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Febi Wibowo mengakui ada penurunan debit air Sungai Cisadane hingga batas terendah akibat musim kemarau. Suplai air dari hulu pun semakin menipis.
“Saya dapat informasikan, memang betul air semakin sedikit. Debit air berkurang sangat banyak. Kita enggak bisa apa-apa, cuma bisa berdoa,” ujar Febi.
Ketiadaan pasokan air ini sendiri belum bisa diprediksi kapan akan kembali normal. Pasokan air ke wilayah Gading Serpong sendiri berasal dari Instalasi Pengolahan Air di Cikokol yang debit airnya sudah berkurang drastis.
Melalui sebuah surat edaran, Manajemen Paramount Land mengimbau kepada warga agar untuk sementara waktu mencari sumber air lainnya. Pihak manajemen juga menuturkan akan melakukan pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki sampai dua hari ke depan.
(Kompas)