Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan kenaikan jumlah kemiskinan dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan ini merupakan suatu batas yang digunakan untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin.
Dia mengatakan komoditi makanan berkontribusi besar terhadap kenaikan Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan dari makanan menyumbang sebesar 73,23 persen terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2015.
“Pada Maret 2015, komoditas makanan memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan pada umumnya sama, seperti beras dan rokok kretek filter,” ujar dia di Kantor BPS, Jalan Dr. Sutomo, Jakarta Pusat, Selasa (15/9/2015).
Dia menjelaskan komoditas beras memberikan sumbangan pada kenaikan Garis Kemiskinan sebesar 23,49 persen di perkotaan dan 32,88 persen di pedesaan. Sedangkan rokok kretek filter menyumbang 8,24 persen di perkotaan, dan 7,07 persen di pedesaan terhadap kenaikan Garis Kemiskinan.
“Komoditas lain yang juga memberikan sumbangan besar terhadap kenaikan Garis Kemiskinan adalah telur ayam ras, daging ayam ras, mi instan, gula pasir, roti manis, tempe, tahu dan kopi,” tambahnya.
Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan besar adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Serta angkutan yang memberi sumbangan besar di perkotaan dan kayu bakar yang memberi sumbangan besar di pedesaan.
Sebagai informasi, pada periode Maret 2014 hingga Maret 2015, Garis Kemiskinan naik sebesar 9,26 persen, yaitu dari Rp 302,735 per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp 330,776 per kapita per bulan pada Maret 2015.(metrotvnews.com)