Ratusan pelajar dan mahasiswa Malaysia di Pekanbaru, Jumat (18/9/2015) diungsikan dari Pekanbaru. Mereka terlihat berkumpul di Konsulat Malaysia, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru.
Sebanyak lima unit bus ukuran besar terlihat mengangkut mereka.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, diketahui terdapat 120 orang yang akan pulang ke Malaysia untuk tahap pertama.
Pelajar dan mahasiswa asal Malaysia yang ada di Pekanbaru diungsikan ke Malaysia menggunakan pesawat angkut militer negara tersebut.
“Menggunakan pesawat Tentara Udara Diraja Malaysia dari Bandara SSK II Pekanbaru menuju Bandara Subang, (Malaysia),” jelas Konsul Malaysia Pekanbaru, Hardi Hamdin kepada Tribun Pekanbaru (Tribunnews.com Network) di sela-sela pemberangkatan.
Seluruh pelajar dan mahasiswa ini diungsikan hingga situasi kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau membaik. Tidak dirinci rentang waktu pastinya.
Saat ini keseluruhan warga Malaysia di Riau mencapai hampir 400 orang, termasuk pegawai perusahaan atau profesional lainnya. Sebagian ada yang telah pulang lebih dulu ke negaranya atas inisiatif sendiri maupun kebijakan perusahaan. Namun ada pula beberapa yang menolak dievakuasi, terutama mahasiswa yang sedang dalam proses penyelesaian tugas akhir.
“Saya tidak pasti jumlahnya tapi sedikit sekali yang tidak mau dievakuasi,” kata Hardi.
Ia menjelaskan, status Darurat Pencemaran Udara yang diumumkan Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Senin, 14 September 2015 lalu, semakin menguatkan niat pemerintah negeri jiran itu untuk mengevakuasi warganya. Apalagi, kata Hardi, sudah ada beberapa warga Malaysia yang menderita gangguan kesehatan akibat menghirup kabut asap.
“Sekarang kan sudah disiarkan darurat jerebu (penetapan darurat pencemaran udara). Kita risau dari segi kesehatan, karena sudah ada yang mulai sakit, jadi kita rasakan lebih baik dibawa pulang ke Malaysia,” ungkapnya.
Selain itu, sekolah-sekolah di Riau mulai dari tingkat PAUD hingga SMA, bahkan perguruan tinggi, kian sering diliburkan. Itu juga menjadi alasan pemulangan generasi penerus mereka tersebut ke Malaysia.
“Lagi pun anak-anak ini ada rencana mau pulang juga,” tambahnya.
Hardi tak bisa memastikan sampai kapan warganya dievakuasi ke Malaysia.
“Tergantung situasinya, ketika udara Riau, khususnya Kota Pekanbaru sudah pulih seperti biasa, mereka boleh kembali ke Riau,” paparnya.
Pertama Kali
Evakuasi besar-besaran warga Malaysia ke negaranya dari Riau gara-gara kabut asap tebal merupakan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya bencana ini rutin melanda Bumi Lancang Kuning setiap tahun sejak 1997. Kalau pun ada evakuasi, tidak sampai pulang ke Malaysia.
“Tahun lalu kita diungsikan ke Medan,” ujar Muhammad Nazri (22), salah seorang mahasiswa Malaysia yang kemarin dievakuasi pemerintahnya.
Nazri kini harus merelakan jadwal sidang pengajuan proposal tugas akhirnya diundur. Ini berarti masa kuliahnya bakal diperpanjang lebih lama. Ia saat ini tercatat sebagai mahasiswa Semester 7 Jurusan Perbandingan Hukum dan Mazhab Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
“Ini sedang nyusun (skripsi). Lagi sedang mengajukan judul. Karena evakuasi ditunda dulu. Kabarnya sampai asap hilang,” ujarnya kepada Tribun dengan logat Melayu di sela-sela persiapan keberangkatannya di Konsulat Malaysia Pekanbaru, Jalan Jendral Sudirman.
Pengumuman evakuasi diketahuinya dari informasi yang disebar secara resmi melalui media sosial. Sore itu, Muhammad Nazri masih terus disibukkan dengan telepon genggamnya. Ia serius berkomunikasi dengan keluarganya di Kelantan.
“Orangtua sudah khawatir. Ini saya terus kasih informasi lewat WhatsApp kalau lagi padat jerebu (asap) di Pekanbaru,” paparnya.
Nazri berharap kondisi udara Pekanbaru segera pulih dan kembali segar seperti sedia kala, sehingga ia dapat kembali untuk menyelesaikan pendidikannya di UIN Sultan Syarif Kasim.
Saat dikonfirmasi terpisah, Kepala Imigrasi Pekanbaru Amran Rais membenarkan terjadi pemulangan secara massif terhadap seratusan pelajar dan mahasiswa asal Malaysia. Ia mengatakan, imigrasi ikut membantu mempercepat proses administrasi mereka.
Khusus pegawai Konsulat Malaysia di Pekanbaru yang dipulangkan bersama keluarga mereka, imigrasi telah membantu proses percepatan pengurusan izin keberangkatannya.
“Sebanyak 45 pegawai dan anggota keluarga home staf (Konsulat Malaysia Pekanbaru) seharusnya Selasa nanti selesai KITAS-nya, tapi kita usahakan cepat. Tadi (Jumat) sudah selesai. Jadi tidak ada masalah lagi, mereka bisa berangkat,” jelasnya.
(Tribunnews)