Bentrokan terjadi antara pemuda Palestina dan polisi Israel, kemarin pagi waktu setempat, setelah sejumlah tentara ‘Negeri Yahudi’ memasuki Kompleks Masjid Al-Aqsa di Jerusalem Timur, bertepatan dengan Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah.
Massa memprotes perlakuan berbeda pada akses ke kompleks masjid tersebut, yang merupakan salah satu situs suci bagi Islam sekaligus juga dikenal sebagai Temple Mount untuk kalangan Yahudi. Israel kerap melarang umat Islam beribadah di sana tetapi sebaliknya, membiarkan penganut Yahudi melaksanakan ibadah.
Massa mulai melemparkan batu dan petasan saat melihat polisi berdatangan dari arah utara ke masjid. Para pemuda kemudian mempertahankan diri di masjid sambil terus menyerang pasukan keamanan.
Polisi Israel membalas aksi massa itu dengan menembakkan granat kejut dan gas air mata setelah pasukan keamanan memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa yang juga dihormati Yahudi.
Sejumlah warga Palestina yang telibat bentrok bersumpah untuk bertahan demi melindungi Al-Aqsa. “Kami siap untuk mati. Semua orang sudah siap mati!” kata Khaled Tuffaha, 46, warga Palestina yang tengah berada di lokasi.
Polisi mengklaim mereka bersama tentara memasuki situs suci itu ‘untuk mencegah kerusuhan’ dan menangkap mereka yang disebut sebagai ‘pelempar batu’.
“Demonstran bertopeng yang berada di dalam masjid melemparkan batu dan petasan ke polisi,” ungkap seorang pejabat keamanan.
Dia melanjutkan, “Mengingat konfrontasi makin parah dan guna mencegah cedera lebih lanjut di pihak polisi, tentara masuk beberapa meter ke dalam kompleks dan menutup pintu penghubung ke masjid, sedangkan perusuh berada di dalam demi memulihkan ketertiban.”
Sekitar 300 personel keamanan telah memasuki kompleks ketika bentrokan mulai terjadi. Sementara itu, ada sekitar 200 warga Palestina yang terlibat bentrok dengan aparat Israel.
Pemerintah Palestina mengecam tindakan personel keamanan Tel Aviv di kompleks masjid dan menyebut tindakan Israel itu terbukti ingin ‘menyeret wilayah tersebut ke arah perang agama’.
“Itu merupakan serangan yang dilancarkan oleh militer dan polisi penjajah terhadap Masjid Al-Aqsa dan agresi terhadap orang beriman yang ada di sana,” ujar Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Adapun Yordania sebagai negara pemegang hak pengawasan dan penjagaan atas Al-Aqsa menyatakan, “Aksi Israel yang berulang kali melanggar kesucian situs itu ialah provokasi bagi perasaan orang Arab dan muslim, juga dirancang untuk menyulut permusuhan lebih lanjut.”
Bentrok kali ini merupakan kali pertama pasukan keamanan Israel memasuki masjid sejak November tahun lalu. Saat itu, bentrokan dengan peziarah dan jemaah juga terjadi. Dalam bentrokan terbaru yang berujung kekerasan itu, aparat Israel menangkap sejumlah orang. (mediaindonesia.com)