Perbup itu yang dikenakan pada dua sekolah yakni SMK Bintar dan SMK Tekin. Menurut Bupati Dedi, dua sekolah itu siswanya terlibat tawuran padahal sudah ditegaskan perihal aturan itu.
“Tawuran itu bahkan sampai hampir merenggut nyawa seorang siswa. Saya cabut izin operasional sekolahnya,” terang Dedi, Kamis (3/9/2015).
Pemkab Purwakarta juga mengurus siswa-siswa untuk pindah sekolah karena izin sekolah mereka dicabut. Tapi siswa yang pindah sekolah benar-benar diseleksi agar tidak menularkan virus tawuran ke sekolah yang lain.
“Pemerintah daerah bersedia mengalihkan ke sekolah lain dengan seleksi. mereka yang tidak terlibat tawuran diterima agar tidak menjadi virus di tempat baru,”terang dia.
“Mulai 1 Oktober ini siswa bisa persiapan pindah sekolah,” tutup dia.
Dalam tawuran yang terjadi pekan lalu, beberapa siswa dari masing-masing sekolah mengalami luka-luka. Ada yang kepalanya bocor dan luka-luka di sekujur tubuh hingga mesti dirawat di rumah sakit. Beruntung nyawa para siswa yang terlibat tawuran ini tertolong tidak menjadi korban tewas sia-sia.
(detik.com)
