Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Patdono Suwignjo menerima perwakilan dari Universitas Ibnu Chaldun (UIC) sebagai kelanjutan dari dinonaktifkannya 243 kampus oleh Kemenristek Dikti. Perwakilan UIC yang diterima akan memyampaikan 10 alasan mengapa Dikti harus mengaktifkan kembali kampusnya.
“Kedatangan kita kemari untuk menyampaikan 10 alasan kenapa Kemenristek Dikti harus mengaktifkan kembali kampus kita. Karena UIC tidak dalam kondisi konflik, baik di Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC) yang menjadi bahan hukum UIC, maupun antara YPPIC dengan rektorat, dan rektorat serta yayasan dengan senat,” ujar Musni Umar Wakil Rektorat 1 Universitas Ibnu Chaldun di gedung Kemenristek Dikti, Senayan, Jakarta Pusat Kamis (08/10/2015).
Pantauan detikcom, perwakilan UIC telah sampai di lantai 6 ruang audiensi sejak sekitar pukul 15.30 WIB. Kemudian pihak UIC yang berjumlah 4 orang yang terdiri dari Wakil Rektor (Warek) I Musni Umar, Warek II Irwadi Batubara, Warek III Antoni Hilman, Pimpinan (YPPIC) ketua umum Edy Haryanto, Sekum Muhajirin Thohir dan mahasiswa masuk dan diterima Dirjen Kelembagaan IPTEK Patdono, serta koopertis wilayah 3 Illa Sahila pada sekitar pukul 17.00.
Rapat internal tersebut berlangsung secara tertutup. Musni mengatakan pihaknya telah menyelesaikan konflik di mana mantan rektor yang bermasalah sudah dipecat dari UIC. Akan tetapi, yang dipermasalahkan karena mantan rektor tersebut mendirikan lagi Yayasan Pembina Universitas Ibnu Chaldum (YPUIC) dan melakukan pelanggaran serius.
“Pada dulu tahun 2009 mantan pemimpin yayasan melakukan pelanggaran akademik yang luar biasa, dia melakukan kelas jauh sehingga ia dipecat dan dia mengajukan tuntutan ke MA kalau dia tidak mau dipecat. Pada 2010 dia membuka YPUIC dan 2011 tiba-tiba wisuda dan melakukan jual beli ijazah atas nama UIC,” kata Dimas Sundawa Staf rektorat UIC.
Oleh karena alasan konflik tersebut, Musni mengatakan kampusnya tidak bermasalah saat ini. Lantas dia mempersoalkan status nonaktif tersebut berkaitan dengan konflik yang telah usai. Pihaknya mengatakan sering melapor ke BAN PT akan tetapi masih dalam kategori nonaktif.
“Ini gila karena kami dinonaktifkan karena alasan konflik yang sudah selesai, mantan rektor itu sudah dipecat dari YPPIC,” ujar Musni.
Sesaat sebelum perundingan beberapa mahasiswa juga sempat mendesak hingga terjadi adu mulut dengan petugas pengamanan untuk mengikuti rapat internal tersebut. Mereka mengklaim telah dijanjikan oleh Dikti untuk dapat ikut beraudiensi. Akan tetapi, yang diterima oleh Dirjen Kelembagaan IPTEK Patdono hanya ketua BEMnya Muhammad Irvan.
(detik.com)