Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) sudah memasuki tahap pengeboran sejak 21 September lalu. Hingga saat ini terowongan sudah tergali sepanjang 12 meter.
Tunnel Boring Machine (TBM) yang digunakan untuk mengebor bisa mempercepat pengerjaan, karena langsung memasang dinding terowongan. Demikian BeritaJakarta.com mewartakan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat peluncuran beberapa waktu lalu, TBM tidak langsung bekerja karena masih ada beberapa hal yang harus disiapkan.
“Sudah dapat 12 meter sekarang. Memang cepat sekali. Memang yang lama mengawalinya, dulu baru pada posisi di tata tunnel boring-nya, sekarang sudah bekerja,” kata Jokowi, di Patung Pemuda, Senayan, Kamis (8/10).
Jokowi menilai, semua proses pembangunan MRT hingga saat ini masih sesuai jadwal. Diharapkan bisa selesai tepat waktu pada 2018 mendatang. “Semuanya masih on schedule. Kita harap selesai tepat waktu,” ujar Jokowi.
Jokowi menambahkan, pengerjaan proyek MRT ini juga bisa jadi ajang tukar ilmu pengetahuan, teknologi dan pengalaman bagi para pekerja.
“Saya senang, pekerjaan di sini banyak sekali transfer of knowledge, transfer of technology. Jadi, ini memberikan wawasan baru bagi tenaga-tenaga ahli kita. Terowongan ini dibor, langsung diberi blok semen, langsung jadi terowongan,” tandas Jokowi.
INGIN BOR KE DUA DIOPERASIKAN
Gubernur DKI Jakart, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ingin mesin bor kedua Mass Rapid Transit (MRT) bisa segera dioperasikan. Hal itu disampaikan setelah meninjau proyek MRT bersama dengan Presiden Joko Widodo, pada Kamis (8/10).
“Jadi ini luar biasa. Mesin kedua beda sebulan harus jalan. Memang aturannya gitu. Satu jalanin dulu,” ujar Basuki di balai Kota DKI Jakarta, Kamis (8/10).
Saat ini, baru satu Tunnel Boring Mechine (TBM) saja yang dioperasikan. Mesin bor tersebut beroperasi sejak 21 September, mulai dari titik Patung Pemuda hingga Setiabudi. Pembangunan MRT ini membutuhkan empat mesin bor. Namun baru dua mesin bor yang tiba di Jakarta.
Basuki mengatakan, saat ini TBM masih dioperasikan oleh pihak Jepang. Setelah teknisi asal Indonesia sudah terampil maka akan dialihkan. “Setelah jalan dua bulan nanti semua serahkan pada teknisi kita yang kerjain. Jadi satu dua bulan saja dari Jepang,” ucapnya.
Menurut Basuki, mesin bor bekerja seperti mencukur jenggot. Sebelum dibor, tanah diberi foam terlebih dulu. “Cara kerja dijelasin kayak orang cukur dikasih busa cukur. Mesin dia punya bor, dikasih busa cukur terus dia campur lagi dengan bentonex Mineral bentonex. Supaya tanahnya itu cair,” katanya.
Cairan atau mineral ini nantinya dicampur, kemudian tanah menjadi lumpur. Namun airnya akan dihisap kembali menjadi tanah yang kering. “Kalau enggak jadi lumpur pasti macet. Dia taruh di bak lumpur supaya airnya turun dihisap dulu. Nanti tanah sudah kering baru diangkut untuk TPU,” tandasnya.
(Poskota)