Rencana kenaikan tarif Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang yang kini mendapat akreditasi C dari Dinas Kesehatan (Dinkes), mendapat kecaman dari kalangan masyarakat di Kabupaten Bogor. Hal ini dikarenakan pelayanan terhadap rumah sakit tidak maksimal serta sarana dan prasarana yang jauh dari kata layak.
Apalagi, minimnya tenaga medis dan peralatan lainnya tentu mendapat keluhan dari masyarakat banyak. Bahkan suasana rumah sakit yang seharusnya steril dari suasana kegaduhan dan bebas dari asap rokok, sangat tak nampak di rumah sakit milik pemerintah itu.
“Banyak fasilitas yang kurang menunjang, baik itu dari segi medis maupun ruang rawat inap yang tak layak di rumah sakit ini,” keluh salah seorang keluarga pasien warga Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Santi (34) kepada Metropolitan, kemarin.
Menurut dia, tidak adanya kantin dan ruang tunggu untuk keluarga pasien sangat tidak seimbang jika tarif biaya masuk rumah sakit milik pemerintah itu akan dinaikkan. “Seharusnya rumah sakit pemerintah lebih murah dan jika harus dinaikkan, maka fasilitas untuk pasien harus ditingkatkan, jangan seperti saat ini,” kata dia.
Sementra itu, Humas RSUD Leuwiliang Bambang mengaku, untuk keluhan terhadap pelayanan masyarakat, pihaknya sudah menyediakan kotak pengaduan di tempat satpam. “Masalah penolakan pasien tergantung keadaan, apakah masalah alat tidak ada atau tempat tidur yang sudah penuh,” kilah Bambang.
Ia menjelaskan, minimnya tempat tidur diakibatkan ruangan wanita dan pria dipisahkan, termasuk pasien yang mempunyai penyakit menular. Ketika dikonfirmasi terkait banyaknya keluarga pasien yang merokok dan meminum kopi di dalam area rumah sakit, pihaknya menyalahkan keluarga pasien karena telah diperingatkan sebelumnya. “Kami sudah melakukan peneguran. Cuma karena keluarga pasien rata-rata berganti setiap hari dan malah ada yang mencuci piring dan pakaian di toilet, menambah kesan kumuh rumah sakit,” kata dia.
Ia menerangkan, per hari ada sekitar 300 lebih pasien rawat jalan yang diantar dua keluargannya dan itu menjadi masalah tersendiri bagi rumah sakit.
(Metropolitan.id)