JABARMEDIA.COM, LEUWILIANG – Buruknya pelayanan dan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD ) Leuwiliang, yang merupakan rumah sakit pemerintah tersebut, banyak menuai kritikan dari berbagai kalangan. Mulai dari, pelayanan BPJS yang harus menebus obat ke apotik, hingga kumuhnya fasiltas umum di rumah sakit.
Apalagi, dengan adanya rencana kenaikan akreditasi mulai dari C ke B, secara otomatis biaya tarif rumah sakit pun akan naik. Namun fasilitas yang ada, tidak maksimal, bahkan terkesan jauh dari kata layak.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor, Wasto Sumarno mengatakan, seharusnya RSUD memberikan pelayan yang maksimal, dan tidak membeda-bedakan pasien.
“Ini kan mau penilaian akreditasi rumah sakit, seharusnya disertai dengan peningkatan pelayanan terhadap pasien,” ujar Wasto kepada Metropolitan, kemarin.
Menanggapi hal ini, Humas RSUD Leuwiliang Bambang mengatakan, manajemen rumah sakit masih melakukan penataan dan peningkatan pelayanan, serta penumpukan pasien rawat inap di ruang unit gawat darurat (UGD).
“Sekarang kami sudah mengoptimalkan satpam untuk menegur keluarga pasien yang merokok dan minum kopi di area rumah sakit,” kata Bambang.
Selain itu, sambungnya, untuk ruang tunggu keluarga pasien. Pihaknya baru mengajukan rencana pembangunan ruang tunggu, di lantai dua rumah sakit di tahun 2015.
“Nanti jika disetujui, akan ada ruang tunggu, untuk aanak kecil, dan orang dewasa di lantai dua secara terpisah,” paparnya.
Bambang mengakui, masih adanya pasien yang ditolak rumah sakit, lantaran adanya miss komunikasi antara perawat jaga dengan bagian pendaftaran. “Miss komunikasi ini karena kurangnya sumber daya manusia di rumah sakit,” ungkapnya.
Ia menambahkan, rendahnya faktor pendidikan masyarakat di Barat, Kabupaten Bogor tersebut. Mempengaruhi etika keluarga pasien di dalam rumah sakit. Sehingga kondisi rumah sakit saat ini terkesan kumuh, jika dilihat dari segi kebersihan.
“Banyak keluarga pasien yang mencuci pakaian dan alat rumah tangga, di toilet rumah sakit, dan ini terkesan jorok,” tukasnya.
(kabarbogor/metropolitan)