Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan KP) Kota Bandung menggelar sosialisasi program one day no rice kepada 60 pengusaha hotel dan restoran se-Kota Bandung, Kamis, (03/12/2015).
“Sosialisasi kepada 60 pengusaha hotel dan restoran sebagai tindak lanjut dari launching program one day no rice Agustus 2015 lalu,” ujar Kepala Dispertan KP, Elly Wasliah di Hotel Grand Serela, Jalan RE Martadinata, Kota Bandung, di Kamis ((03/12/2015).
Elly mengimbau, setiap hari Senin, para pengusaha hotel dan restoran tidak menyediakan nasi dan mengganti dengan umbi-umbian, kentang, jagung, dan makanan penghasil karbohidrat lainnya.
“Tujuan one day no rice untuk mengurangi konsumsi beras karena warga Kota Bandung, terbilang cukup tinggi mencapai 96 kilogram per kapita per tahun mengkosumsi beras,” ujar Elly.
Elly berharap program one day no rice ini angka konsumsi beras di kota Bandung bisa turun agar impor beras juga tidak terlalu tinggi. Di negara maju seperti Jepang 40 kilogram pe rkapita per tahun..
Di tempat yang sama, Dewo Anggono, Executive Chef Hotel Royal Merdeka, mengatakan sulit untuk mengubah menu nasi menjadi umbi-umbian meskipun hanya satu hari saja.
“Kita sudah mencoba tampilan pakai beras singkong, tapi belum familiar untuk makan siang,” ujarnya.
Dewo menambahkan, umbi-umbian kurang cocok disajikan untuk makan berat seperti makan siang kalau untuk coffee break tak masalah..
Selain itu, Dewo mengaku kesulitan untuk mendapatkan penganan pengganti nasi seperti beras jagung atau beras singkong Selain sulit, harganya juga lebih mahal.
Menanggapi penguusaha hotel sulitnya menerapkan one day no rice menurut Elly membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara bertahap. “Tahun 2015 masih himbauan tapi tahun 2016 akan dibuat Perwal sehingga ada kewajiban untuk melaksanakan one day no rice” ujar Elly.
Menurut Elly bagi yang terbiasa pasti berat tapi bisa bertahap sehari biasa makan nasi tiga dikurangi jadi sekali.lamai-lama jadi terbiasa.
(Tribunnews)