Puncak musim kemarau diprediksi akan berlangsung mulai September mendatang. Namun, dampak dari musim kemarau seperti kekeringan dan minimnya sumber air bersih sudah dapat dirasakan sejumlah warga di Kabupaten Bogor.
Kepala Seksi Kedaruratan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Muhammad Adam Hamdani menyebut sedikitnya ada 7 kecamatan di Kabupaten Bogor yang mengalami kekeringan.
“Ada tujuh kecamatan di antaranya itu Jonggol, Cariu, Citereup, Gunung Putri, Ciampea, Tenjo dan Jasinga. Kekeringan terparah itu Jasinga,” ungkapnya, Selasa (25/8/20).
Tercatat sedikitnya ada 11 desa di Jasinga memohon bantuan air bersih kepada BPBD sejak akhir Juli lalu. Adam mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan air bersih tersebut kepada wilayah yang membutuhkan dengan bantuan armada PDAM Tirta Kahuripan.
“BPBD sudah mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang mengalami kekeringan untuk kebutuhan mereka sehari-hari dan rumah tangga mereka. Airnya sendiri diambil dari PDAM Tirta Kahuripan,” jelasnya.
Menurutnya Jasinga menjadi wilayah terparah karena beberapa faktor termasuk Metrologis dan curah hujan yang minim di wilayah tersebut ditambah dengan minimnya ketersediaan sumber mata air.
“Faktornya, metrologis, curah hujan juga masih minim meski prediksi BMKG Agustus minggu ketiga sudah mulai penghujan di seluruh Kabupaten Bogor. Tapi untuk wilayah Jasinga yang dekat dengan Sungai Cidurian relatif aman,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Hadi Saputra mengatakan puncak musim kemarau diprediksi berlangsung sekitar akhir Agustus hingga September 2020.
Untuk itu mengingat dirinya menghimbau agar masyarakat tetap menghemat penggunaan air hingga sebulan ke depan. “Berkaca dari musim kemarau tahun 2019 lalu yang di bawah normal, sampai hujan tidak muncul di musim kemarau,” ujarnya.
(HaiBogor)
