Juru bicara Kementerian Pertahanan China Ren Guoqiang mengatakan dalam konferensi pers Jumat pagi mengonfirmasi latihan perang yang digelar oleh Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China.
“Ini adalah tindakan yang sah dan perlu diambil dalam menanggapi situasi saat ini di Selat Taiwan dan menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial,” kata Ren, seperti dikutip South China Morning Post.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Keith Krach dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada hari Jumat. Dia adalah pejabat departemen luar negeri paling senior AS yang mengunjungi pulau itu dalam 41 tahun terakhir.
“Baru-baru ini, AS dan otoritas Partai Progresif Demokratik (DPP) telah meningkatkan hubungan mereka dan sering menimbulkan insiden. Tidak peduli apakah tujuannya untuk melawan China atau menaikkan status DPP, itu adalah angan-angan dan ditakdirkan menjadi jalan buntu,” kata Ren.
“Tentara Pembebasan Rakyat China memiliki kemauan yang kuat, kepercayaan penuh, dan kemampuan yang memadai untuk menggagalkan semua campur tangan eksternal dan tindakan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’ dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah,” ujarnya.
Krach adalah pejabat tinggi kedua AS yang mengunjungi Taiwan tahun ini. Awal bulan lalu, Menteri Kesehatan Alex Azar menjadi pejabat Amerika berpangkat tinggi yang mengunjungi pulau itu sejak 1979.
Juru bicara Komando Teater Timur Zhang Chunhui mengatakan latihan Angkatan Laut dan Angkatan Udara baru-baru ini ditujukan untuk melatih kemampuan tempur di seluruh layanan.
“Tindakan yang relevan adalah tindakan yang diperlukan untuk menangani situasi saat ini di Selat Taiwan, dan akan membantu meningkatkan Komando Teater Timur untuk mempertahankan persatuan nasional dan kedaulatan teritorial,” kata Zhang, dalam pernyataan yang dirilis oleh kementerian pertahanan China pada hari Jumat.
Zhang menambahkan bahwa Komando Teater Timur “yakin dan bertekad” akan “mengalahkan siapa pun dan kekuatan apa pun, dalam bentuk perencanaan dan pelaksanaan kegiatan separatis pro-kemerdekaan”.
Presiden AS Donald Trump pada akhir 2017 silam menyebut China sebagai pesaing strategis, pada saat kedua negara terlibat perang dagang. Sejak itu, hubungan antara China dan AS telah anjlok ke titik terendah dalam beberapa dekade karena kedua kekuatan dunia itu bentrok pada berbagai masalah mulai dari diplomasi hingga teknologi dan militer.
Pada bulan Juli, China dan AS sama-sama melakukan latihan Angkatan Laut di Laut China Selatan yang disengketakan, yang meningkatkan risiko konflik militer di wilayah tersebut.
(Sindonews)