Nama Laeli Atik Supriyatin (LAS) kini menjadi perbincangan. Perempuan 27 tahun itu ditetapkan sebagai tersangka kasus mutilasi dengan korban bernama Rinaldu Harley Wismanu (RHW). Laeli melakukan mutilasi bersama kekasihnya yaitu Djumadil Al Fajri. Disebut-sebut Laeli merupakan alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (MIPA UI).
Ketika ditelusuri, Laeli merupakan mahasiswa UI jurusan Geografi tahun 2012. Semasa kuliah dia dikenal sebagai mahasiswa yang kritis. “Aku nggak tahu pernah dikritik apa ngga (oleh Laeli). Tapi, setahu aku semua orang di UI pernah kritik aku,” kata mantan Ketua BEM UI tahun 2012 Faldo Maldini, Jumat (18/9/2020).
Faldo mengaku tidak terlalu mengenal Laeli. Namun, informasi yang dia tahu bahwa Laeli diterima di UI tahun 2012 dan saat itu Faldo menjabat sebagai Ketua BEM. “Dia masuk tahun 2012 ketika itu aku Ketua BEM terus aku ospekin 6.000 orang (mahasiswa baru),” ucapnya.
Ditanya apakah familiar dengan nama Laeli, Faldo mengaku sempat dengar walaupun tidak begitu mengenal. Dia sampai tracking WhatsApp grup untuk mengetahui nama tersebut. “Familiar lagi pas kemarin dibahas itu, perasaan aku pernah denger. Aku tracking, lihat grup WA ternyata memang dia pernah jadi Project Officer Pemilu BEM UI 2014,” ungkapnya.
Dia menilai banyak faktor mengapa akhirnya Laeli melakukan tindakan tersebut. Menurutnya, kampus memang tempat untuk mahasiswa dididik baik akademik maupun nonakademik. Namun, setelah kehidupan kampus, tiap individu memiliki kehidupan masing-masing.
“Kalau menurut aku faktornya banyak bukan cuma intelektual, ada faktor keluarga, ekonomi, lingkungan juga bisa. Memang kampus tempat orang dididik secara akademik dan nonakademik. Tapi, after kampus life itu kan tiap orang punya dunia sendiri. Jadi, menurut aku faktornya banyak ngga bisa dipukul rata karena anak UI ternyata begini-begini sih ngga bisa gitu juga menurut aku,” ungkap Faldo.
(Sindonews)