Beberapa dekade terakhir telah terjadi banyak pertempuran di sepanjang perbatasan India-China, termasuk perang dalam waktu singkat namun menimbulkan pertumpahan darah pada 1962 silam.
Berikut catatan sejarah terjadinya ketegangan di perbatasan India dan China:
1959
India mewarisi perselisihan perbatasan dengan China dari penguasa kolonial Inggris, yang menjadi tuan rumah konferensi 1914 dengan pemerintah Tibet dan Cina untuk mengatur perbatasan.
Beijing tidak pernah mengakui perbatasan sejak 1914, yang dikenal sebagai Garis McMahon, dan saat ini mengklaim 90.000 kilometer persegi (34.750 mil persegi) wilayah, atau hampir semua yang merupakan negara bagian Arunachal Pradesh, India.
Sengketa perbatasan pertama kali berkobar saat kunjungan perdana menteri pertama India, Jawaharlal Nehru, ke Beijing pada 1959.
Nehru mempertanyakan batas-batas yang ditunjukkan pada peta resmi China, mendorong Perdana Menteri China Zhou Enlai untuk menjawab bahwa pemerintahnya tidak menerima perbatasan kolonial.
Kemudian, berlanjut pada 1962 saat pasukan China berduyun-duyun ke perbatasan yang disengketakan dengan India soal demarkasi perbatasan.
Hal ini memicu perang selama empat minggu yang menewaskan ribuan orang dari pihak India sebelum pasukan China mundur.
Beijing mempertahankan Aksai Chin, koridor strategis yang menghubungkan Tibet dengan China barat. India masih mengklaim seluruh wilayah Aksai Chin sebagai miliknya, serta lembah Shaksgam yang dikendalikan China di dekat Kashmir utara.
1967
Lalu, konflik berlanjut di Nathu La, yakni jalur gunung tertinggi di India di negara bagian Sikkim di bagian timur laut, yang terletak di antara Bhutan, Tibet dan Nepal yang dikuasai China.
Selama serangkaian bentrokan, saling gempur dengan tembakan artileri, New Delhi mengatakan sekitar 80 tentara India tewas dan 400 korban lainnya dari China.
1975
Pertempuran kembali berlanjut di Tulung La.
Pertempuran ini adalah kali terakhir tembakan secara resmi dilaporkan ditembakkan melintasi perbatasan yang disengketakan.
Empat tentara India disergap dan dibunuh di sepanjang garis pemisah di Arunachal Pradesh.
New Delhi menyalahkan Beijing karena menyeberang ke wilayah India, klaim yang diberhentikan oleh China.
2017
India dan China mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan di wilayah Doklam Bhutan setelah tentara India mengirim pasukan untuk menghentikan China membangun jalan di daerah itu.
Dataran tinggi Doklam sangat penting karena memberikan China akses ke apa yang disebut “leher ayam” atau sebidang tanah “tipis” yang menghubungkan negara-negara bagian timur laut India dengan bagian lain negara itu.
Hal ini diklaim oleh China dan Bhutan, sekutu India. Masalah ini dapat diselesaikan setelah proses pembicaraan.
Sebagian artikel ini dikompilasi dari kompas.com dengan judul
(Tribunews)