Sebelum Asnawi unjuk gigi bersama Ansan Greeners, kiprah pemain ASEAN di Korea identik dengan kegagalan.
Tidak hanya menyedot atensi fans sepakbola Indonesia, kiprah Asnawi Mangkualam Bahar bersama Ansan Greeners juga jadi buah bibir di Korea Selatan.
Mengingat Ansan sebelumnya lebih banyak berkutat di paruh bawah klasemen K League 2 – musim lalu mereka finis ketujuh dari sepuluh peserta – tak banyak yang mengira kedatangan seorang pemain baru dari Indonesia akan berdampak besar.
Sebelum Asnawi mendarat di Ansan, sudah ada beberapa pesepakbola Asia Tenggara yang bermain di K League.
Gelandang Vietnam Luong Xuan Truong pernah merumput untuk Gangwon FC serta Incheon United dari 2016 sampai 2017. Kompatriotnya, Nguyen Cong Phuong juga memperkuat Incheon United pada 2019.
Namun, mereka berdua kembali ke negara asalnya tanpa meninggalkan kesan mendalam di K League. Postur pemain ASEAN yang rata-rata kecil diyakini sebagai salah satu faktor utama yang menyulitkan mereka beradaptasi dengan gaya K League yang keras dan banyak melibatkan kontak fisik.
Asnawi berbeda meski perjalanannya tidak selalu mulus sejak awal musim.
Secara tak terduga ia bertemu penggemar asal Indonesia di jalanan kota Ansan, dan kontak dekat ini membuatnya harus menjalani periode karantina COVID-19 selama dua minggu. Tapi Asnawi berhasil melewati masa sulit tersebut dan kini telah mengamankan posisi inti di Ansan.
Pada laga pekan kedelapan K League 2, 24 April lalu, Asnawi terpilih mengisi kesebelasan utama Ansan menghadapi Daejeon Hana Citizen. Ia membayar kepercayaan pelatih Kim Gil-sik dengan mengirim assist untuk gol kemenangan 1-0 Ansan.
“Saya ingin membuat bangga fans Indonesia, yang telah membeli tiket dan melakukan perjalanan ke sini untuk mendukung saya,” kata Asnawi usai pertandingan tersebut, yang menandai penampilan keempatnya bersama Ansan.
Aksi gemilang eks penggawa PSM Makassar itu di lapangan membuktikan keberadaannya tidak sekadar menjadi ajang jualan sepakbola Korea walau tak bisa dimungkiri ia berjasa mendongkrak popularitas Ansan dan K League di Indonesia.
Akun Instagram Ansan sebelumnya cuma diikuti 1000-an orang. Tiga bulan setelah Asnawi bergabung, jumlah follower mereka melonjak melebihi 60 ribu! Angka pertumbuhan hingga 60 kali lipat itu menjadikan Ansan klub Korea dengan pengikut terbanyak di Instagram. Tim-tim K League 1 pun kalah dalam hal ini.
Sementara, di kanal YouTube resmi K League, video cuplikan performa Asnawi telah memanen 1,92 juta view. Kembali, data itu merupakan yang terbaik di antara semua video yang pernah dirilis oleh K League. Menyambut animo tinggi ini, hak siar K League akhirnya dibeli oleh TSB, kanal siaran olahraga terbesar Indonesia.
Pada 2020 lalu K League memperkenalkan ‘kuota ASEAN’, yang memperbolehkan klub-klub mendaftarkan hingga lima pemain asing asalkan salah satunya berasal dari Asia Tenggara. Kebijakan ini ditempuh guna membangun kesempatan memasuki pasar ASEAN dengan basis fans masif dan amat antusias.
Sempat muncul keraguan perihal efektivitas pemberlakuan kuota ini karena faktanya tidak ada satu pun klub yang memanfaatkannya tahun lalu.
Namun, kuota ASEAN kini mulai dipandang positif berkat performa impresif Asnawi. Bahkan beberapa klub anggota K League 1 dan 2 diketahui telah mulai mempertimbangkan merekrut pemain-pemain baru dari Asia Tenggara seturut keberhasilan Asnawi di Ansan.
Jadi, tak berlebihan rasanya bila mengatakan Asnawi berandil membuka era baru pemain ASEAN di Korea.
(goal.com)