CIAMPEA – “Kesejahteraan profesi wartawan tidak sebanding dengan beban kerja dan kerja keras yang dijalani. Meski harus memburu berita tanpa kenal waktu, ” Ucap Rohmat Selamat.
Hal itu di ungkapkan Rohmat Selamat,SH,MKn Usai memimpin rapat Ngopi Bareng Dan Musyawarah. Bertempat di Posko Kemanusiaan dan Bantuan Hukum Persatuan Wartawan Republik Indonesia, Ciampea Bogor Minggu (3/10/21).
Menurut Rohmat agar wartawan anggota PWRI sejahtera, akan mengajak para wartawan, untuk mendirikan usaha, misalnya koperasi. Dengan Koperasi bisa mengembangkan beberapa unit usaha, misalnya; yang di usulkan mas Sukma tentang digital desa, atau unit usaha, toko, unit media dan percetakan, kolam pemancingan, event organizer dan diklat serta cafe.
Ia mengatakan, ada dua metode dalam berwirausaha yaitu bermitra atau mandiri. Jika ingin menjalankan bisnis dengan bermitra maka harus siap berbagi dengan teman usahanya, yakni; berbagi pekerjaan, transparansi manajemen dan siap bagi hasil. Dan hal tersebut harus diperkuat dengan perjanjian kerja sama.
Begitu pula dalam membuka usaha, baik bermitra maupun mandiri, dapat berpedoman pada tiga hal yang disingkat ATM, yakni Amati, Tiru dan Modifikasi.
Amati artinya mengamati peluang usaha atau bisnis orang lain. Kemudian ditiru dengan membuka usaha yang sama, namun harus lebih baik dengan modifikasi produk agar lebih sempurna dan diminati konsumen.
“Sebelumnya kami akan mengadakan Workshop Kewirausahaan bagi Wartawan, menggandeng, dinas-dinas kabupaten Bogor, anggota dewan, dan Bank BJB,” terang Rohmat.
Melalui usaha tersebut, menurut Rohmat diharapkan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari koperasi minimal dapat menambah pendapatan bagi anggota. Sehingga diharapkan kesejahteraan anggota/wartawan lebih baik dan meningkat.
Selain itu, dalam menjalankan fungsi dan tugas jurnalistik, wartawan bisa lebih idealis, menjunjung tinggi etika profesi.
By : Kasdi Weno