Lokakarya Mini Lintas Sektoral Bidang Kesehatan Kecamatan Tenjolaya

by -463 views

gJabarmedia.com TENJOLAYA – Pemerintah kabupaten Bogor kecamatan Tenjolaya bersama Puskesmas Tenjolaya mengadakan giat “Loka Karya Mini Lintas Sektor bidang kesehatan” (LOKMIN LINSEK), Sabtu, 15/06/2022.

Kegiatan ini adalah upaya percepatan penurunan stunting, rencana BIAN (Bulan Immunisasi Anak Nasional), kesehatan reproduksi, scrining PTM (kanker payudara dan kanker serviks).

Acara yang dihadiri perwakilan dari lintas sektoral diantaranya; Kepala puskesmas Tenjolaya, para kepala sekolah, PKK, perwakilan Kapolsek, DANRAMIL, para kepala desa dan unsur lainnya.

Pemateri dari Puskesmas Tenjolaya, bagian ahli gizi, penanggung jawab KESPRO dan bidang yang lainnya.

“Kegiatan Lokakarya mini lintas sektoral adalah kegiatan dari kementrian kesehatan terkait beberapa hal diantaranya; mengenai Bulan Imunisasi Anak Nasional, percepatan penurunan stunting, kesehatan reproduksi, scrining PTM kanker payudara dan kanker serviks, sosialisasi aplikasi ASIK,” terang Ade KASI PENKES Kecamatan Tenjolaya.

Terkait jumlah dan sasaran anak yang yang akan mendapatkan immunisasi BIAN Risni Milah (pemateri).

“Sasaran dan target anak yang akan mendapatkan immunisasi BIAN adalah Bayi usia 5 – 59 bulan. Juga 12- 59 bulan dengan target 95 % dari 4736 anak, dengan target 95%,” jelasnya.

Baca Juga:  Dubes Inggris Puji Kemampuan Bahasa Inggris Kaum Muda RI

Bulan Imunisasi Anak Nasional

Kegiatan ini dalam rangka sosialisasi Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022, upaya menggenjot cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi COVID-19. Terbanyak di Jawa Barat, disusul Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta.

“Selama pencanangan BIAN diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin,” (kemenkes.go.id).

Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif.

Kementerian Kesehatan telah menyusun 3 strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Pertama, menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin.

Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk anti diare dan vaksin PCV untuk anti pneumonia yang ditargetkan untuk anak.

Baca Juga:  Bocah Sukabumi Menghilang Terhanyut Saat Bermain Air Di Parit

Selain itu vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk anak kelas 5 dan 6 SD untuk mencegah potensi kanker serviks saat anak menjadi dewasa.

Kedua, digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital yang disebut Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).

Tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.

Ketiga, belajar dari sistem vaksinasi COVID-19, nantinya imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi.

Sehingga setiap pemerintah daerah maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui jumlah anak yang belum dan sudah mendapatkan divaksinasi.

Imunisasi Tambahan

Pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) adalah upaya Kementerian Kesehatan menutup kesejangan imunitas kesehatan di masyarakat dampak dari pandemi COVID-19.

BIAN dilaksanakan selama satu bulan, bertahap di seluruh provinsi Indonesia, tahap pertama dilaksanakan mulai Mei 2022.

Tahap pertama mencakup provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tahap kedua dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali.

Baca Juga:  PRJ Monas Targetkan 3 Juta Pengunjung

Pelaksanaan BIAN meliputi kegiatan imunisasi tambahan Campak Rubela dan imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib) dengan baik dan dapat mencapai target yang diharapkan.

Dengan terselenggaranya kegiatan BIAN diharapkan kekebalan masyarakat terbentuk, sehingga pada akhirnya bisa mencapai eliminasi Campak-Rubela, mempertahankan status Indonesia Bebas Polio.

Mempertahankan eliminasi tetanus pada ibu hamil dan bayi baru lahir serta mengendalikan penyakit difteri dan pertussis.

(purnama)