JABARMEDIA.COM CIBINONG – DPRD Kabupaten Bogor mendorong pemerintah kabupaten untuk segera membuat peta mitigasi bencana.
Peta tersebut sangat penting karena Kabupaten Bogor temasuk dalam kategori daerah yang rawan bencana.
“Segera membuat peta mitigasi bencana Se-Kabupaten Bogor secara detail, karena Pemerintah Kabupaten Bogor sendiri belum punya,” terang daen Nuhdiana ( komisi III DPRD).
Kemudian daen juga menambahkan, ketika Kabupaten Bogor sudah memiliki peta mitigasi bencana secara detail, pemerintah bisa membuat kampung tangguh bencana.
“Jadi kita bisa mengklasifikasi bencananya apa, titiknya di mana. walaupun sekarang sudah ada tapi masih parsial, belum se-Kabupaten Bogor,” terangnya.
Daen meyakini bahwa Pemkab Bogor tak terkendala dalam hal penganggaran untuk menyusun peta mitigasi bencana secara utuh di 432 desa/kelurahan dari 40 kecamatan.
“Kalau bicara penganggaran, anggaran kita selalu siap, kalau bicara anggaran tidak siap, berarti kan tidak ada Silpa. Silpa tiap tahun masih ada, berarti kan harus menganggarkan yang prioritas,” kata Daen.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada sebanyak 1.283 kejadian bencana selama tahun 2021.
“Ada 1.283 bencana yang terjadi. Itu tersebar di 320 desa dan kelurahan yang ada di 40 kecamatan di Kabupaten Bogor,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Yani Hassan.
Menurutnya, dari total 1.283 bencana, tanah longsor menjadi kategori bencana alam yang paling banyak terjadi di Kabupaten Bogor.
Sepanjang tahun lalu, yakni sebanyak 513 kejadian, disusul angin kencang sebanyak 449 bencana, dan 112 bencana banjir.
Bahwa sedikitnya ada 74.084 warga yang menjadi korban bencana dalam setahun di Kabupaten Bogor.
“Dari 74.084 warga yang menjadi korban, 28 warga meninggal dunia, 1 luka berat, 3 luka sedang, 15 luka ringan, 559 warga mengungsi,” pungkas Yani. ( Purnama)