JABARMEDIA.COM – Keberadaan kantor pihak travel ini pun dibenarkan sejumlah siswa SMAN 21 Bandung yang kebetulan datang ke lokasi itu. Para pelajar mengaku sengaja datang untuk mengecek langsung keberadaan tempat travel yang sebelumnya disewa pihak sekolah.
“Tahunya dari IG, ke sini inisiatif sendiri. Kita pengen tahu ini si travelnya sudah kabur atau gimana, makanya kita cek langsung,” kata F, seorang pelajar SMAN 21 Bandung ke wartawan saat ditemui usai mendatangi kantor travel gaib di Jalan H Moch Iskat, Kota Bandung, Rabu (24/5/2023).
F tak pernah menyangka rencana karya tulis mereka harus berakhir pahit. Sebab, pihak travel tersebut sebelumnya pernah ditunjuk sekolah memberangkatkan kakak kelas mereka untuk mengikuti kegiatan serupa.
“Jadi yang kelas XII kemarin itu pakai travel ini, lancar tapinya. Memang ada pengunduran jadwal karena masalah armada, tapi tetep jadi berangkat enggak kayak sekarang,” kata F.
Bagaimana mereka tak kecewa, kabar batalnya keberangkatan mereka baru dikabarkan pada malam harinya, ditambah saat hari H mereka baru mengetahui penyebab gagalnya study tour karena uang perjalanan diduga dibawa kabur oknum dari travel.
Agenda karya tulis ini diwajibkan oleh pihak sekolah. Setiap anak harus melunasi uang senilai Rp1.300.000 untuk biaya perjalanan dan akomodasi. Sehingga jika diakumulasi dengan jumlah 320 siswa, total kerugian jumlahnya tak main-main, mencapai Rp419 juta.
“Karya wisata ini sudah diagendakan dari 2 bulan sebelumnya, itu tuh kita punya agenda ke Yogyakarta. Tapi ternyata ketika tadi rapat bersama orang tua dan pihak sekolah, ternyata uang yang kita sudah setorkan ke pihak travel itu dibawa kabur. Jadinya agak kaget juga sekarang,” ucapnya.
F juga terkejut karena lokasi kantor travel yang dicantumkan di Instagram kondisinya sekarang sudah tutup.
“Agak kaget juga, karena berarti kita beneran ditipu ini mah. Pihak travel juga udah enggak bisa dikontak. IG-nya udah enggak aktif,” ucap F.
Sementara itu, kondisi di sekolah pada sore hari itu nampak sepi. Para siswa memutuskan untuk pulang, sebagian menghabiskan waktu di warung depan sekolah.
Tak ada aktivitas apalagi barisan bus pariwisata yang seharusnya hari itu hadir. Hanya tersisa spanduk kekecewaan dari para siswa bertuliskan ‘Proud of You 21’ dan ‘Rest in Peace 21’ terpajang di gerbang depan sekolah.
Di satu sisi, pihak travel terkait enggan dituding menggelapkan dana. Saat dihubungi wartawan, Tour Manager Grand Traveling Indonesia (GTI) Jimmy Tanumihardja membantah telah menipu dan membawa kabur uang study tour siswa SMAN 21 Bandung.
Ia menceritakan bahwa oknum dalam Travel tersebutlah yang membawa lari uang ratusan juta rupiah itu. Awalnya, perusahaan dan sekolah menandatangani kesepakatan atau MoU untuk pemberangkatan study tour ke Yogyakarta. Dalam kesepakatan, disebutkan bahwa pembayaran harus dilunasi H-4 sebelum ratusan siswa berangkat.
Selanjutnya, biaya pelunasan juga harus dikirim ke rekening resmi perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya. Singkatnya, pihak sekolah lalu membayar uang sebesar Rp 10 juta sebagai tanda jadi penggunaan jasa travel milik Jimmy.
Namun yang terjadi kemudian, saat batas waktu pelunasan tiba, Jimmy menyebut pihak sekolah tak kunjung melunasi kewajiban pembayarannya. Jimmy lalu berinisiatif datang langsung ke SMAN 21 Bandung untuk menagih sisa pembayaran jasa yang ia sediakan.
Ketika datang ke sekolah, ia terkejut karena pihak SMAN 21 Bandung malah mengirim uang pelunasan bukan ke rekening perusahaan yang telah ditentukan. Pihak sekolah justru mengirim uang pelunasan itu ke rekening pribadi, yang belakang setelah ditelusuri oleh Jimmy merupakan oknum pegawai di perusahaannya yang bertugas sebagai tour leader (TL).
“Dari pihak sekolah mentransfer ke rekening TL, padahal di MoU sudah dijelaskan bahwa pembayaran harus melalui rekening yang sudah ditentukan,” katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler Rabu (24/5/2023) malam.
Karena tidak menerima uang pelunasan, Jimmy pun tidak bisa memberangkatkan ratusan siswa SMAN 21 Bandung ke Yogyakarta dengan uang Rp10 juta. Sementara TL yang mendapat kiriman uang pelunasan dari sekolah, malah menghilang dan tidak bisa Jimmy hubungi hingga sekarang.
Jimmy mengaku juga menjadi pihak yang dirugikan. Pasalnya, ia merasa semua yang tuduhan ke travelnya di luar sepengetahuannya. Apalagi, Jimmy juga sudah rugi karena perusahaan telah mendepositokan sejumlah uang untuk hotel bagi para murid.
“Saya dirugikan karena saya sudah deposit segala macam, buat hotel, semua sudah saya bayar. Hilang semua hangus. Berita yang beredar saya dianggap mengambil uang. Padahal itu kesalahan besar,” kata dia.
Kini, TL yang diduga sudah menggelapkan uang sekolah sudah dilaporkan. Pihak perusahaan pun, lanjut Jimmy, sudah mengirimkan data TL untuk membantu kepolisian dalam melakukan penyelidikan.
Kekecewaan dirasakan 320 siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 21 Bandung, usai gagal berangkat study tour ke Yogyakarta. Buntutnya mereka melakukan unjuk rasa.
Rabu (24/5/2023) pukul 16.00 WIB, seharusnya para siswa berangkat ke Yogyakarta menggunakan bus pariwisata. Namun, Selasa (23/5/2023) malam, sekolah mengumumkan study tour batal dan melakukan klarifikasi kepada pihak orang tua keesokan harinya.
Dalam rapat bersama orang tua itu, pihak travel berinisial GTI sebagai penanggung jawab tidak hadir untuk melakukan klarifikasi. Ditelusuri oleh tim detikJabar ke alamat kantornya di Jalan H Moch Iskat, Kota Bandung, kantor tersebut terlihat sudah tidak beroperasi lagi. Bahkan, terdapat spanduk bertuliskan bahwa bangunan itu dijual.
Sementara pihak sekolah pun telah mencari solusi terkait hal ini. Disampaikan oleh Lilis Komariah Wakasek Kesiswaan SMAN 21 Bandung, anak-anak tersebut akan tetap berangkat karya tulis ke Yogyakarta. Hanya saja diundur pada 14,15,16 Juni 2023.
Ia memastikan bahwa para siswa tak perlu khawatir, sebab mereka tidak diharuskan untuk membayar lagi biaya study tour. Lilis juga menjamin para siswa tak lagi perlu membayar biaya study tour, sebab ada bantuan dari Alumni SMAN 21 Bandung.
“Insyaallah aman, mereka nggak perlu bayar lagi. Ini yang mengurus dari Alumni SMAN 21 alhamdulillah mereka sangat peduli, mungkin ada yang punya travel atau gimana yang jelas mereka akan berangkat 14-16 Juni,” kata Lilis.
(detik/idram)