“Dulunya berbentuk hutan saja, cuman sudah turun IUP (Izin Usaha Penambangan) bahwa gunung ini mau ditambang tapi belum sempat. Makanya kami berusaha untuk menghambat mereka,” kata Tahlan saat ditemui detikJabar, Senin (5/6/2023).
Sukabumi memiliki kekayaan alam yang berlimpah, mulai dari pegunungan, deretan laut dan pantai hingga bukit bebatuan. Sayangnya, tak semua objek wisata dapat berkembang seperti yang terjadi di tempat wisata Karang Para.
Tempat wisata satu ini berlokasi di Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Di sana wisatawan dapat melihat pemandangan dari bukti karst dan ada spot foto jembatan hati yang sempat viral pada tahun 2017 lalu.
Lama tak terdengar, kini kondisi Karang Para cukup memprihatinkan. Rumput ilalang dibiarkan tinggi, gazebo yang tak terawat dan fasilitas lain yang mulai rusak. Selain itu, kunjungan wisatawan pun anjlok drastis.
“Dulunya berbentuk hutan saja, cuman sudah turun IUP (Izin Usaha Penambangan) bahwa gunung ini mau ditambang tapi belum sempat. Makanya kami berusaha untuk menghambat mereka,” kata Tahlan saat ditemui, Senin (5/6/2023).
“Perjalanannya Alhamdulillah, waktu tahun 2017 kami dari nol dapat sumbangan dari siapa pun sampai tahun baru 2018, kami jam 8 malam masih bikin jembatan cinta. Sampai-sampai saya bicara ke Kepala Desa ya ada pertolonganlah Rp200 ribu saya kasih ke pekerja warga sekitar,” ujarnya.
Saat pertama kali dibuka, sambutan wisatawan sangat luar biasa. Perhari kunjungan mencapai 700 orang dan di akhir pekan bisa menyentuh 1.000 sampai 3.000 orang.
“Sampai mancanegara kalau dulu. Ada Australia, Arab Saudi, Singapura dan Uzbekistan,” tuturnya.
“Sampai sekarang ada gazebo yang rusak, kami belum bisa bangkit karena pengunjung juga paling 1.000 kalau ditotal per bulan. Berat sekali, tapi kami tidak berputus asa karena dibandingkan dengan rekan-rekan kami yang di wisata lain hampir sama,” kata Tahlan.
“Kami mengakui saja merosot hampir 90 persen, sedih. Anak-anak pekerja sampai tidak makan. Sedangkan kami di sini berkeluarga semua,” sambungnya.
Upaya untuk membangkitkan kembali Karang Para terus digaungkan para warga yang ambil peran sebagai pengelola. Mereka memiliki rencana pengembangan tempat wisata untuk satu tahun ke depan.
“Kita perbaiki fasilitas. Kalau pilihan kami nanti ada pelengkap seperti untuk spot foto, kalau dulu kan banyak, sekarang nggak ada. Lalu ada denah lokasi, glamping tradisional dan camping ground,” ungkapnya.
Wisata Karang Para yang kini terbengkalaiWisata Karang Para yang kini terbengkalai
Selain itu, pihaknya juga ingin memajukan kembali UMKM warga lokal. Di atas tanah 12 hektare itu nantinya mereka akan memberikan sedikit tempat bagi warga untuk memproduksi kerajinan yang memiliki nilai jual bagi wisatawan.
“Alhamdulillah, kalau dukungan pemerintah bahkan kemarin ada pelatihan dari Kemendes dan ada dana CSR. Untuk pembangunan ke depan kita membutuhkan anggaran sekitar Rp80 juta. Rencana akhir tahun ini,” ucap Tahlan.
Jika berjalan lebih jauh lagi, pengunjung akan melihat gua-gua kecil yang kaya akan sejarah. Sayangnya, gua tersebut belum terbuka untuk umum menimbang keamanan bagi wisatawan.
(detik/idram)