JABARMEDIA.COM – Atraksi ular kembali menelan korban jiwa, kali ini pria bernama Rosandi Maulana (63) karib disapa Bah Kobra meninggal dunia setelah dipatuk oleh ular king kobra peliharaanya.
Pria asal Sumedang itu dipatok ular saat pentas di pertunjukan seni ular dalam peringatan HUT RI ke 78 RI yang berada di Desa Bantarmara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang pada Jumat (18/8) malam.
Saat pertunjukan, ular sepanjang 3,5 meter milik Bah Kobra tiba-tiba mendadak agresif. Lengan kirinya menjadi sasaran patukan ular berbisa ini.
Nyawa Bah Kobra tek tertolong, meski sempat dibawa ke puskesmas dan dilakukan perawatan di RSUD Sumedang.
“Jadi setelah terkena gigitan itu, almarhum tidak terlalu banyak bicara kepada warga tapi dia langsung menuju ke puskesmas,” terangnya.
“Almarhum dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit sekitar jam 00.00 malam kurang,” tambahnya.
King kobraKing kobra Foto: Instagram/snakebytestv
Kepergian Bah Kobra meninggalkan kenangan mendalam. Pasalnya, selain sebagai ahli dalam pertunjukan seni ular, ia pun dikenal sebagai seniman serba bisa.
“Bah Kobra itu tokoh budaya dari Cisarua sebab dia itu bisa berbagai macam seni, seperti dari mulai Ketuk Tilu, Calung, Kuda Renggong, Debus, dan seni lainnya,” ungkap Asep Firman (24), salah satu pelaku seni di Desa Cisarua.
Dia sangat kehilangan akan sosok Bah Kobra sebagai seorang seniman handal bagi Desa Cisarua. “Boleh dibilang Bah Kobra ini maestronya karena multi talenta,” tuturnya.
Ular Gigit Pawang di Soreang
Kasus serupa juga pernah terjadi di Soreang, Kabupaten Bandung tahun 2019 lalu. Pria berinisial HT (24) tewas dipatuk ular king kobra peliharaanya saat melakukan atraksi di kawasan Gedong Budaya Sabilulungan.
Kepala Ruangan IGD RSUD Soreang Heru Heriyanto mengatakan, saat dibawa ke RSUD Soreang itu, HT yang merupakan warga Batukarut Arjasari ini mengalami penglihatan kabur. Berdasarkan keterangan HT tangan kanannya kena gigitan kobra.
“Pasien masuk keadaan sadar penuh, cuma dia mengeluh matanya agak kabur karena dia mengaku habis digigit ular. Dia bilang, ularnya kobra. Pada waktu itu semacam komunitas gitu lagi kumpul di Gedung Sabilulungan,” ungkapnya.
Pihak RSUD Soreang langsung memberikan penanganan, karena persediaan serum anti bisa ular sedang kosong korban lalu dirujuk ke RSHS Bandung. HT meninggal pada Senin (25/11), sekitar pukul 17.00 WIB.
Terpisah, dokter RSHS Kota Bandung Tommy Ruhimat melalui sambungan telepon mengatakan, saat dirujuk ke RSHS pernafasan HT sudah mengalami gangguan.
“Sebenarnya pada saat dibawa ke RSHS, pasien sudah dalam keadaan napas terganggu. Kesadaran sudah menurun. Bahkan di perjalanan, dari informasi yang mengantar, sudah henti napas,” ucapnya.
Dia menjelaskan, kondisi HT kembali menurun karena racun menyebar ke seluruh tubuh. Minggu sore pukul 16.00 WIB, HT gelisah dan muntah. Napasnya tak teratur, lalu dipasang alat bantu pernapasan.
“Racun yang sudah menyerang saraf pernapasan dan sudah menyerang kelopak, akhirnya tidak tertolong,” pungkasnya.
(Detik/idram)