Kabid Angkutan pada Dinas Perhubungan Kota Bogor Muhamad Yafies mengungkap jumlah angkot yang beroperasi sebanyak 3.100 unit. Sebanyak 1.358 unit angkot di antaranya beroperasi di jalur Sistem Satu Arah (SSA), yang meliputi Jalan Otista, Jalan Ir Juanda, Jalan Jalak Harupat, dan Jalan Pajajaran.
“Yang beroperasi di jalur SSA ada 1.358 unit, total ada 13 trayek,” kata Yafies, Kamis (3/8/2023).
“Kebijakan ‘zero angkot’ di SSA itu sedang kami upayakan dengan strategi re-routing. Dari total 13 trayek yang ada di SSA, kami coba untuk dialihkan ke trayek-trayek feeder yang kurus, seperti trayek 23, 26, dan 28,” ungkap Yafies.
Yafies menambahkan, dari total 3.100 unit angkot yang kini beroperasi, sebanyak 1.032 unit di antaranya berusia di atas 20 tahun dan tidak layak operasi. Angkot-angkot tersebut akan dimusnahkan.
“Kami sedang menunggu arahan Pak Wali (Wali Kota Bogor Bima Arya) dan Pak Kadis (untuk musnahkan angkot usia di atas 20 tahun),” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan kawasan tengah Kota Bogor akan bebas dari angkot mulai Desember 2023. Nantinya, angkot akan beroperasi menjadi feeder di kawasan pinggiran Kota Bogor.
“Angkotnya kan nanti minggir, Desember ini di jalur utama tidak ada angkot lagi. Itu dalam rangka menyambut LRT yang belum datang-datang sampai sekarang,” kata Bima di Jakarta, Kamis (27/7).
Bima mengungkap sejumlah persiapan sudah dilakukan untuk menyambut LRT masuk ke Kota Bogor sejak tahun lalu. Namun nyatanya, hingga saat ini masih tertunda dan belum juga terealisasi.
“Kan tertundanya bukan karena wali kota Bogor, tertundanya dari pusat, kalau kita inginnya sejak tahun lalu itu (LRT) sampai Bogor, kita itu sudah siap. Makanya kita buat konversi angkot menjadi bus, makanya kita desain trem, ini dalam rangka menyambut LRT,” kata Bima.
(Detik/idram)