JABARMEDIA.COM – Mobil sedan yang dikemudikan Rangga Erlangga meledak dan terbakar di tol Purbaleunyi. Momen itu terekam jelas di kepala Dede Ardiansyah (38).
Dede merupakan pengendara sekaligus saksi mata saat mobil sedan bernopol D 1167 OW itu meledak pada Jumat (15/9) lalu. Saat itu, Dede berada di area yang sama dengan mobil sedan tersebut.
Dede mengaku sempat hendak menyelamatkan korban. Upaya penyelamatan itu dilakukan lantaran Dede melihat mobil memunculkan asap putih di bagian kap depan sebelah kanan. Namun upaya penyelamatan itu gagal lantaran mobil lebih dahulu meledak.
“Saya dari vendor Jasamarga, pemeliharaan gedung dan gerbang. Malam itu saya tujuan mau ke Cileunyi ada perbaikan pipa. Tiba-tiba disekitar KM 130.200 kendaraan padat, posisi saya di lajur 3, saya sempat melihat mobil yang terbakar itu ada di lajur 2, lihat lagi menepi ke lajur 3, dari situ saya pikir hanya untuk menyalip, tak lama kemudian mulai tersendat,” kata Dede membuka perbincangan melalui sambungan teleponnya, Selasa (19/9/2023).
Ada Pengendara yang Menyusul Minta Bantuan
Dede sebetulnya sudah mendahului mobil korban. Namun ada pengendara yang menyusulnya dan meminta bantuan kepadanya.
“Ada pengguna jalan lain berteriak, ‘pak-pak ada kebakaran mobil.’ Dari situ saya menepi, dari (titik) kebakaran ke kendaraan itu terpaut lima kendaraan dari depan. Saya menepi menyalakan rotator, saya menghampiri mobil itu karena sudah mepet dengan median jalan, mobil keadaan menyala tapi ada kepulan asap di bagian kanan depan,” ungkapnya.
Dede pada saat itu ditemani temannya Sukandar. Dede dan Sukandar berusaha mengetuk-ketuk mobil korban.
“Saya coba ketuk-ketuk pintu, posisi pintu mobil terkunci saya buka pintu depan dan belakang bagian penumpang, bagasi pun saya buka keadaan terkunci dan mobil masih menyala,” tuturnya.
Menghubungi Petugas Jasamarga
Karena korban tak menjawab, Dede menghubungi petugas Jasamarga untuk melaporkan kejadian itu dan meminta bala bantuan.
“Saya konfirmasi ke pihak manager area, saya tak berani evakuasi sendirian, saya minta bantuan Jasamarga, saya video call Pak Agus, katanya kalau urgent pecahkan kaca. Saya sama rekan pecahkan kaca dibagian samping kiri gunakan palu, setelah pecahkan kaca saya kembali hubungi orang Jasamarga untuk cepat datang, teman saya coba membangunkan, gak tau pria atau wanita karena kondisi (langit) gelap. Bagian tubuh, tangan terpegang, pintu kiri belum terbuka,” ungkapnya.
Dalam kejadian ini, pintu belum terbuka karena kaca yang dipecahkan baru pecah sebagian. Meski demikian, Sukandar berhasil menyentuh tangan korban.
“Karena saking paniknya dengan kepulan asap, setelah itu dari 5 menit rekan saya bangukan korban, mobil sudah meledak. Kaca masih dipecahkan sebagian,” tuturnya.
Saat tangan korban dipegang oleh Sukandar, korban tak memberikan respon. Korban sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.
“Kalau memang korban ada reaksi pas kita coba buka pintu saat diketok-ketok pasti ada reaksi, inimah enggak,” tuturnya.
15 menit kemudian bala bantuan pun berdatangan. Dari mulai tanki Jasamarga, kepolisian, PJR dan damkar juga datang.
Dede juga mengaku, saat kejadian di hanya berdua dengan Sukandar. Tak ada pengendara lain yang membantunya, dia mengira pengendara lainnya juga takut dan memiliki kekhawatiran dengan kendaraannya.
Menyesal Lihat Korban Terpangang
Usai ledakan yang terjadi di mobil Toyota Corolla yang dikendarai korban, Dede mengaku meyesal jika dirinya tak berhasil menyelamatkan korban.
“Bingung perasaannya, saya merasa menyesal tidak bisa menyelamatkan korban, dengan posisi membantu semaksimal mungkin dari pada imbas ke nyawa saya dan rekan di situ tidak bisa apa-apa,” tuturnya.
Dede juga sempat menyemprotkan APAR yang ada di mobilnya namun api yang muncul tak bisa dipadamkan oleh APAR kecil yang ada di mobilnya.
Menurut Dede, korban diduga memiliki penyakit tertentu yang bisa tiba-tiba kumat. Karena menurut Dede, jika korban dalam posisi sadar, mungkin mobil ada di lajur kiri dan bukan di lajur kanan.
“Saya pikir itu orang kumat dari sakitnya. Saya simpulkan gitu, posisi jok agak menyender, mungkin lagi ngerasain apa (kaya sakit), lajur 3 itu di kanan. Biasanya kan gini kalau ada tanda-tanda kebakaran pengguna ada dilajur kiri, inilah beda di kanan (korban seperti tiba-tiba pingsan),” pungkasnya.
(Detik/idram)