Kotoran manusia di aliran mata air itu terungkap usai salah seorang pendaki hendak mengambil air lantaran perbekalannya habis. Namun saat mengisi botol air, tiba-tiba terlihat kotoran di dasar aliran air.
Volunteer Gunung Gede Pangrango Niko Rastagil, mengatakan kotoran di aliran sumber mata air tersebut memang benar. Menurutnya hal itu terjadi di bagian barat Alun-alun Suryakencana.
“Betul, ada tinja di aliran sumber mata air. Itu saya juga temukan beberapa hari ke belakang. Kebetulan saya mendaki di hari yang sama dengan pengunggah video tersebut,” ujar dia.
Menurutnya diduga ada oknum pendaki yang buang air besar di aliran sungai tersebut. “Kemungkinan besar antara tidak tahu dilarang buang air besar di aliran mata air atau memang sengaja. Padahal kan jelas tidak boleh,” ucapnya.
Niko menyebut keberadaan tinja tersebut membuat sumber mata air dan alirannya menjadi tercemar dan tidak layak untuk konsumsi.
“Ya jelas jadi tercemar. Tidak bisa dikonsumsi, padahal itu jadi sumber air utama saat keadaan darurat. Tapi malah dikotori oleh oknum pendaki,” kata dia.
Menurut dia, para volunteer rencananya akan melakukan pembersihan, agar sumber air kembali jernih dan layak konsumsi. “Segera akan kami lakukan bersih-bersih. Karena kasihan pendaki lain yang kerap memanfaatkan air tersebut,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji, mengatakan pihaknya akan kembali memastikan informasi adanya kotoran manusia di aliran sumber mata air di Alun-alun Suryakencana.
“Tim sedang mengecek. Jika benar Tentu kami menyesalkan kejadian tersebut. Oknum pendaki tersebut gak paham lingkungan dan tidak punya etika,” kata dia.
“Tapi masih aja ada yang gak patuh. Masih perlu edukasi yang masif,” pungkasnya.
(Detik/idram)