JABARMEDIA.COM – Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan iklim yang mengakibatkan gagal panen di sejumlah wilayah. Beliau menegaskan bahwa kondisi serupa hampir terjadi di seluruh dunia.
“Kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca yang mengakibatkan gagal panen serta berkurangnya produksi,” ujar Jokowi saat memberikan bantuan beras di Gedung Kawasan Pertanian Terpadu, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Namun, beberapa pengamat meragukan kebenaran pernyataan tersebut. Mereka mencatat bahwa negara-negara seperti Thailand dan Vietnam tidak mengalami kelangkaan beras.
Seorang ahli pertanian dari Universitas Lampung, Bustanul Arifin, menjelaskan bahwa salah satu alasan kenaikan harga beras adalah turunnya produksi padi akibat El Nino pada tahun 2023. Produksi padi menurun sekitar satu juta ton karena luas panen berkurang sekitar 300.000 hektare.
Faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga beras adalah situasi ekonomi global. Pada bulan Juli tahun 2023, India melarang ekspor beras karena pertimbangan politis menjelang pemilu pada tahun 2024.
Koordinator Koalisi Kedaulatan Pangan (KRKP), Ayip Said Abdullah, mengungkapkan sependapat. Namun, dia menambahkan bahwa kebijakan pemerintah dalam pendistribusian bantuan sosial ( bansos ) secara besar-besaran juga turut mempengaruhi kenaikan harga beras.
“Jika cadangan beras premium tidak dipersiapkan dengan baik, konsumen kelas menengah atas akan beralih mengonsumsi beras medium. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan beras medium di pasaran,” Kata Said.
Oleh karena itu, dia menyarankan pemerintah untuk melonggarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium agar tidak mengganggu stabilitas pasar beras di lapisan masyarakat.
Saat ini, HET beras medium berkisar antara Rp10.900-Rp11.800 per kilogram, sedangkan beras premium berkisar antara Rp13.000-Rp14.000 tergantung zona geografis.
Operasi Pasar Beras Bulog
Untuk menjaga stabilitas harga beras medium, Said merekomendasikan agar cadangan beras Bulog didistribusikan melalui operasi pasar secepat mungkin, terutama kepada keluarga petani di pedesaan.
Dengan demikian, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengatasi kenaikan harga beras yang sedang terjadi.
Upaya bersama antara pemerintah, petani, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas pasar beras di Indonesia.
Semoga dengan sinergi yang baik, masalah ketersediaan beras dapat diatasi demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.