JABARMEDIA.COM – Video yang viral tentang pria yang marah-marah di Puskesmas Leuwisadeng di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Leuwisadeng, Selasa tanggal 23 April 2024 sekitar pukul 13.30 WIB.
Namun, setelah dilakukan investigasi lebih lanjut oleh pihak kepolisian Polsek Leuwisadeng, terungkap bahwa pria tersebut adalah RW Hari alias Jepang.
Kejadian tersebut bermula saat Hari datang ke IGD Puskesmas Leuwisadeng pada tanggal 23 April 2024 sekitar pukul 11.00 WIB untuk berobat.
Pasien tersebut langsung ditangani oleh tim medis. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, pasien diminta untuk melakukan test laboratorium guna memastikan penyakit yang dideritanya. Sayangnya, hasil test laboratoriumnya membutuhkan waktu yang cukup lama.
Karena kesabaran Hari mulai habis, ia memutuskan untuk meninggalkan puskesmas. Namun, tak lama kemudian, Hari kembali lagi ke IGD Puskesmas Leuwisadeng dengan didampingi oleh Ormas BPPKB Leuwisadeng. Kedatangan Hari ini ternyata menyebabkan kebingungan dan keributan.
Setelah dipertemukan dengan Dokter Farida, kepala Puskesmas Leuwisadeng, serta perwakilan dari Ormas BPPKB Leuwisadeng, akhirnya kejelasan terungkap. Ternyata, Hari hanya ingin meminta konfirmasi terkait laporan bahwa dirinya tidak dilayani oleh pihak puskesmas.
Dilakukan Mediasi
Melalui mediasi yang diadakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes), Camat Leuwisadeng, serta dokter Farida, kesalahpahaman antara Hari dengan pihak Puskesmas Kecamatan Leuwisadeng dapat diselesaikan dengan baik.
Hasil pertemuan tersebut menetapkan jadwal pertemuan mediasi pada hari Jumat, 26 April 2024 pukul 14.00 WIB di kecamatan Leuwisadeng.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kapolsek Leuwiliang, Danramil Leuwiliang, Camat Leuwisadeng, Dinkes Kabupaten Bogor, Dr. Farida selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Leuwisadeng, serta Sdr. Hari dan Sdr. Ichwan (Ketua BPPKB Kecamatan Leuwisadeng).
Ichwan secara profesional menjelaskan bahwa Hari telah tergabung dalam ormas tersebut dan tujuannya datang ke puskesmas hanya untuk meminta klarifikasi. Dengan demikian, terbukti bahwa tidak ada niat buruk dari tindakan Hari tersebut.
Mengikuti proses mediasi dan dialog yang dilakukan, masalah tersebut berhasil diselesaikan dengan adil dan transparan. Hal ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang baik antara pihak pasien serta pihak medis. Tujuannya untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan ketegangan yang berujung pada konflik.
Dengan demikian, kejadian tersebut mengajarkan kita pentingnya upaya kolaboratif dan dialogis dalam menyelesaikan masalah. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar dapat menjaga komunikasi yang baik. Serta menghindari konflik yang bisa merugikan kedua belah pihak.
(Damar)