JABARMEDIA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa gempa Megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat menjelaskan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai, yang sama dengan kekhawatiran ilmuwan Indonesia terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Kekhawatiran itu ditujukan khusus terhadap seismic gap Megathrust Selat Sunda magnitudo 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut magnitudo 8,9.
Seismic gap merupakan wilayah yang aktif secara tektonik, tetapi sudah tak pernah mengalami gempa selama puluhan atau ratusan tahun. “Kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai sama persis dirasakan oleh ilmuwan Indonesia, khususnya terhadap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut. Rilis gempa di dua segmen ini boleh dikata ‘tinggal menunggu waktu’ karena sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” katanya dalam akun X @DaryonoDMKG, dikutip pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Megathrust Nankai Jepang Berdampak ke Indonesia?
Sebelum membahas soal kekhawatiran ilmuwan di Tanah Air, Daryono lebih dulu membahas kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Megathrust Nankai. Ia menjelaskan bahwa Megathrust Nankai terletak di salah satu zona seismic gap. Dalam catatan sejarah, Megathrust Nankai telah menyebabkan beberapa gempa dahsyat. Menurutnya, hampir semua gempa dahsyat di zona Megathrust Nankai memicu tsunami.
“Memang benar, bahwa para ilmuwan Jepang mengeluarkan peringatan pasca gempa Miyazaki M7,1 kemarin. Kekhawatiran itu muncul karena gempa besar tersebut dipicu oleh salah satu segmen di Megathrust Nankai,” ucapnya. Lantas, jika gempa Megathrust Nankai terjadi, apakah bisa berdampak pada lempeng tektonik di Indonesia? Daryono mengatakan bahwa dampaknya tak akan sampai ke sistem lempeng tektonik Indonesia karena jarak yang jauh. Selain itu, dinamika tektoniknya hanya berskala lokal hingga regional di Tunjaman Nankai.
BMKG Minta Warga Tak Khawatir
Daryono mengimbau masyarakat Indonesia tak perlu khawatir. Sebab, BMKG sudah menyiapkan sistem monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempa, serta peringatan dini tsunami yang semakin cepat. Sistem tersebut juga akurat. BMKG memiliki sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) yang bisa menyebarluaskan informasi gempa dan peringatan dini tsunami di seluruh Indonesia. Sistem tersebut juga bisa memantau aktivitas gempa dan tsunami di zona Megathrust Nankai Jepang dan sekitarnya secara realtime.