Jabarmedia.com – Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mendistribusikan dua ton beras untuk warga terdampak pergerakan tanah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak yang bertahan di rumah saudaranya.
Kordinator Lapangan Tanggap Darurat Bencana (TDB) BPBD Cianjur Herman di Cianjur, Senin, mengatakan pendistribusian beras dilakukan untuk warga yang mengungsi di rumah saudaranya sehingga membutuhkan bantuan beras dan lauk pauk untuk dimasak.
“Beras cadangan pemerintah yang masuk ke pokso TDB Takokak sekitar dua ton sudah dibagikan untuk warga yang mengungsi di rumah saudaranya, sedangkan yang mengungsi di tenda diberikan bantuan makan tiga kali sehari,” katanya.
Tim TDB menyiapkan tiga kali makan untuk 95 jiwa yang mengisi tenda pengungsian ditambah untuk petugas dan relawan yang jumlahnya sekali memasak sebanyak 150 bungkus nasi lengkap dengan lauk pauknya.
Dia menjelaskan selama TDB diberlakukan, pelayanan kemanusiaan bagi warga yang mengungsi di rumah saudaranya terus diberikan termasuk hasil pendataan dan pengawasan setiap hari dilaporkan sebagai penentu diperpanjang atau tidaknya TDB.
Selama beberapa hari terakhir, seiring cuaca cerah membuat kedalaman pergerakan tanah terus berkurang dan warga tetap dapat melakukan aktivitas seperti biasa meski diimbau untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terlebih ketika hujan turun.
Warga diminta mengisi tenda pengungsian ketika curah hujan tinggi dengan intensitas lebih dari dua jam, terutama pada malam hari, sehingga dapat memicu pergerakan tanah dan longsor susulan.
“Untuk menghindari korban jiwa, kami sudah meminta warga segera mengungsi dari rumah saudaranya yang statusnya terancam sekalipun ketika hujan kembali turun deras,” katanya.
Sedangkan terkait rencana relokasi, tambah dia, masih belum bisa dilakukan karena pihak desa tidak memiliki lahan untuk pemindahan warga, sehingga diserahkan ke Pemkab Cianjur agar ada solusi ketika relokasi harus dilakukan.
Kepala Desa Waringinsari Ajie Nadir, mengatakan selama ini Desa Waringinsari tidak memiliki tanah desa yang dapat dipakai untuk merelokasi ratusan kepala keluarga, sehingga pihaknya cukup kesulitan ketika relokasi harus dilakukan.
Terlebih selama ini warga yang sempat mengalami hal yang sama tahun 2017 memilih hanya berpindah beberapa meter dari rumah lama, karena tidak memiliki lahan di luar kampung dan kembali harus mengungsi karena rumah mereka kembali rusak akibat pergerakan tanah 2024.
“Kami bingung mau merelokasi warga ke mana, karena tidak punya tanah desa seperti desa lain, saat ini kami hanya bisa berkoordinasi dengan kecamatan kalau relokasi harus dilakukan,” katanya.
(Antara/idram)